Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Upaya Republika Menggandeng Prambors

Rencananya, Radionet diakuisisi Abdi Bangsa atau keduanya bertukar saham. Karena proyeksi pendapatan iklan dan efisiensi.

11 Juli 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua kelompok usaha media, PT Abdi Bangsa Tbk., pemilik harian Republika, dan PT Radionet Cipta Karya, perusahaan jaringan radio Prambors, Delta, dan Female, sedang menjajaki upaya merger. Bila tak ada aral melintang, kedua perusahaan itu sepakat akan merealisasinya sekitar Agustus atau September 2005.

Kedua perusahaan tengah berkemas-kemas menyiapkan pemeriksaan menyeluruh (due diligence). Menurut Presiden Direktur Masima Corporation, induk PT Radionet, Malik Sjafei, pemeriksaan itu diperlukan agar kedua pihak memiliki kesamaan pandangan dalam menentukan langkah-langkah merger dan memastikan poin manfaat merger itu bagi kedua belah pihak. Rencana penggabungan itu membuka dua opsi, Radionet diakuisisi alias dibeli Abdi Bangsa atau kedua perusahaan bertukar saham (share swap).

"Kalau saya, maunya masuk ke Abdi Bangsa," kata Malik. Ini berarti opsi yang diinginkannya adalah share swap. Dengan pilihan itu, Malik tak perlu melepas bisnis radio yang sudah dirintisnya sejak di Radio Prambors lebih dari 34 tahun silam. Dengan opsi ini artinya Masima bisa memiliki saham di Abdi Bangsa. Begitu juga sebaliknya. Menurut Malik, bila pilihan ini yang akan diambil, maka ancar-ancarnya 100 persen saham Masima di Radionet akan diambil Abdi Bangsa. Sedangkan Masima memiliki saham kurang dari 50 persen di Abdi Bangsa. Hal itu disebabkan perbedaan nilai masing-masing perusahaan.

"Kami memang kepincut ingin menjadi pemain media cetak," kata salah satu anggota kelompok Prambors ini. Memang, tren yang ada saat ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan media yang berbeda melebur untuk mendongkrak pasar iklan. Lewat share swap, keinginan Masima itu diharapkan bisa dicapai dengan mudah. Tak perlu keluar uang ataupun kerja keras membangun media cetak dari awal. Presiden Direktur Abdi Bangsa, Erick Thohir, juga optimistis merger ini akan menciptakan sinergi yang dapat mendongkrak penjualan iklan dan bahkan meningkatkan efisiensi perusahaan.

Selain koran Republika, PT Abdi Bangsa juga menerbitkan majalah GolfDigest. Malah, rencananya, akan segera mengakuisisi Harian Indonesia, koran berbahasa Mandarin. Saat ini Abdi juga memiliki Radio One dan 5 persen saham di stasiun televisi lokal JakTV di Jakarta. "Bayangkan bila media yang kami miliki bersinergi dengan jaringan radio di bawah Radionet," kata Erick, yang juga pendiri kelompok usaha Mahaka. Pen-jualan iklan bisa ditawarkan dalam satu paket. "Ini tentu akan menarik minat pemasang iklan."

Menurut Malik, sekarang ini jaringan Radionet memiliki 15 radio yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia seperti, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar. Radionet juga memiliki jaringan pemasaran iklan ke radio di luar anak perusahaannya. Sekretaris Perusahaan Abdi Bangsa, Daniel Wewengkang, menyebutkan, jaringan itu mencapai 200 radio. Jumlah jaringan ini diproyeksikan akan terus bertambah setelah kedua perusahaan jadi bersatu. Menurut Malik, Radionet juga berencana menawarkan jasa pengelolaan atau manajemen radio kepada investor.

Malik optimistis penjualan iklan dari jaringan Radionet saja pada 2006 atau setelah penggabungan akan melesat melampaui 50 persen. "Tahun ini proyeksi pendapatan iklan Radionet mencapai Rp 50 miliar," ujar Malik. Daniel memang angkat topi atas kemampuan Radionet menjadi pemimpin pasar iklan radio. "Karena itu kami jatuh cinta kepada Radionet," kata dia. Keunggulan ini akan sangat berarti bagi perusahaan hasil merger nanti dalam menghadapi kompetitor. Penggabungan ini juga sangat penting untuk mengantisipasi perilaku konsumen yang tak hanya membutuhkan satu media.

Bahkan hasil penggabungan kedua perusahaan itu nanti diyakini akan lebih efisien. "Bukan hanya divisi iklan yang bisa menawarkan satu paket pariwara untuk banyak media," kata Malik. Satu berita yang diperoleh reporter di lapangan juga bisa dimuat media cetak dan disiarkan radio. Pendapatan yang diperoleh media cetak dan radio juga cukup dikelola oleh satu divisi keuangan. Penanganan tenaga kerja di radio dan media cetak juga cukup dikelola satu divisi personalia. Belum lagi penggabungan divisi-divisi lain seperti bagian umum dan riset. "Semua itu akan menciptakan efisiensi," ujarnya tampak optimistis.

Taufik Kamil

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus