BERBEDA dengan di Indonesia (maksudnya Jakarta dan Surabaya), di
AS pemanfaatan jasa radio pager sudah jauh lebih maju. Seseorang
di Saint Louis, negara bagian Missouri, misalnya, bisa saja
menyampaikan pesan kepada seawatnya yang berada ratusan
kilometer di New York. Dengan bantuan berpuluh-puluh repeater
dan satelit, pesan yang ditembakkan dari suatu pemancar tersebut
mampu melintasi jarak sejauh itu.
Di negeri itu, setiap perusahaan pengelola jasa radio pager,
jika mampu, juga boleh memasang transmiter sebanyak-banyaknya,
dan memanfaatkan transponder satelit untuk menyelenggarakan
penyampaian pesan jarak jauh. Radiofone Corp. di Englewood (New
Jersey), misalnya, mengoperasikan 100 transmiter untuk meliput
kawasan sepanjang 320 km dengan lebar 160 km. Tapi untuk
menyampaikan pesan jarak jauh yang menggunakan satelit itu,
radiofone mengenakan biaya tambahan US$10 sebulan (sementara
uang langganan setiap radio pager adalah US$ 21 sebulan).
Karena biaya tambahan itu mungkin dianggap mahal, pelanggannya
tit dak banyak. Rogers Radio Communications Services, yang
menyelenggarakan pesan Chicago-New York, misalnya, hanya punya
12 pelanggan jarak jauh di antara 30 ribu pelanggannya. Kendati
demikian, jumlah pelanggan radio pager cenderung meningkat.
Pemakainya kini ditaksir 1,5 juta orang.
Tuntutan Pasar
Tahun depan, demikian koran The Asian Wall Street Journal pekan
lalu pemakai radio pager diramalkan akan melonjak pesat jika
Federal Communication Commission (Komisi Komunikasi pemerintah
federal) memberikan tambahan frekuensi. Kini FCC tengah
merencanakan tambahan 120 saluran untuk menyelenggarakan
panggilan (paging).
Juli lalu badan ini sudah menyedia kan 20 saluran, tapi baru
delapan saluran yang dimanfaatkan. Setiap saluran mampu
menampung 60 sampai 100 ribu nomor radio pager -- sedang di
Jakarta, dan Surabaya, setiap saluran hanya mampu menampung 1000
nomor.
Dalam usaha memenuhi tuntutan pasar, belakangan ini muncul pula
rad io pager dengan perlengkapan layar display. Pada radio pager
jenis ini, si pemakai selain bisa mendengar pesan, juga bisa
melihat perkembangan harga saham di bursa. Dan yang menyenangkan
konsumen, harga alat itu cenderung turun. Clayton Niles,
Presiden Communications Industries, meramalkan bahwa tahun ini
konsumen akan bisa memperolehnya dengan harga US$ 95
sebuah--padahal beberapa tahun lalu harganya sekitar US$ 200.
"Uang langganannya pun harus turun jadi US$ 4,5 sebulan,"
katanya.
Buat pemakai radio pager di Jakarta dan Surabaya, harga serta
uang langganan yang murah itu masih merupakan impian. Dan yang
jelas, jika anda tak punya mobiiitas yang tinggi, alat
komunikasi mahal itu akan terasa semakin mahal, dan uk
bermanfaat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini