Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

YLKI: Ada Minuman Sari Buah yang Kandungan Buahnya Cuma 3 Persen

YLKI menemukan produk olahan seperti jus dan minuman sari buah dengan kandungan buah asli hanya 3 persen.

8 Juli 2018 | 11.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Staf bidang penelitian YLKI, Natalya Kurniawati, tengah memaparkan hasil penelitiannya dalam acara launching dan talkshow "Hasil Uji Petik Takaran Serta Standard Layanan di SPBU" di hotel Acacia, Jakarta Pusat, Senin, 21 November 2016. TEMPO/Maria Fransisca

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memantau sejumlah produk olahan seperti jus dan minuman sari buah yang banyak beredar di pasaran. Hasilnya, banyak produk olahan yang ternyata minim kandungan buah asli.

"Ada yang hanya 3 persen," kata Nataliya Kuniawati, peneliti dari YLKI saat dihubungi di Jakarta, Minggu, 8 Juli 2018. Sisanya, kata Nataliya, adalah komponen campuran lain seperti air, gula, konsentrat, hingga perisa.

Baca juga: YLKI Minta BPOM Awasi Produk Lain Selain Susu Kental Manis

Dari beberapa produk yang dipantau YLKI, rata-rata hanya memiliki kandungan buah di bawah 10 persen saja. Ia mencontohkan sebuah produk minuman jeruk yang ternyata hanya mengandung 5 persen jeruk asli. Nataliya belum merinci produk-produk yang dimaksud. "Bisa dicek di supermarket."

Sebelumnya, usai ribut-ribut soal produk susu kental manis dengan kandungan gula yang cukup tinggi, YLKI meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengawasi produk minuman sari buah. Menurut YLKI, minuman sari buah tak ubahnya seperti produk susu kental manis, yang diilustrasikan penuh kandungan buah tapi lebih banyak kandungan gula.

Nataliya menambahkan, produk-produk minuman olahan ini juga memiliki tabel informasi yang beragam. Ada produk yang mencantumkan secara jelas persentase kandungan buah dan ada yang tidak.

Meski begitu, Nataliya mengatakan produk minuman dengan kandungan buah hingga 90 persen tetap ada, walau tidak banyak. Tapi secara umum, produk dengan kandungan buah minim ditemukan di berbagai tipe barang. "Impor juga tidak jaminan, kandungan buahnya tinggi," ujarnya.

Tempo mencoba mengklarifikasi soal temuan YLKI tersebut kepada salah satu produsen produk minuman olahan, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Tapi hingga berita ini diturunkan, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Franciscus Welirang belum bisa dihubungi dan memberikan konfirmasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus