Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

YLKI Minta Iklan Rokok Dilarang Total, Apa Alasannya?

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia meminta iklan rokok dilarang total di Indonesia.

25 Januari 2024 | 16.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ratusan pelajar berkampanye menolak menjadi target iklan rokok di depan Istana Presiden, Sabtu, 25 Februari 2017. TEMPO/Danang Firmanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta iklan rokok dilarang total di Indonesia. Apa alasannya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengatakan masyarakat secara sosiologis masih menganggap rokok sebagai barang normal. Padahal, menurut YLKI, rokok termasuk barang abnormal karena berbahaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi rokok itu barang abnormal, tapi dia legal karena sampai sekarang Indonesia dan banyak negara masih melegalkan rokok," ujar Tulus dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis, 25 Januari 2024.

Oleh sebab itu, konsumsi rokok harus dikendalikan karena termasuk barang abnormal. Sehingga, kata dia, iklan rokok menjadi sangat kontraproduktif. 

"Maka iklan rokok itu harus dilarang total," tutur dia. "Di seluruh dunia, iklan rokok sudah dilarang, hanya di Indonesia yang masih melegalkan iklan rokok."

Dia mengklaim, Eropa telah melarang total iklan rokok sejak sekitar 1960-an. Sedangkan Amerika Serikat melarangnya pada 1973.

Sementara itu, ujar Tulus, di Indonesia masih berkecamuk dengan iklan rokok, promosi, dan sponsorship yang masih sangat dilegalkan. "Ini adalah suatu hal yang paradoks," ucap doa.

AMELIA RAHIMA SARI 

Amelia Rahima Sari

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus