Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Rhenald Khasali mengungkapkan bahwa saat pihaknya tengah mengejar sosok yang bertanggung jawab mengubah jadwal pertandingan Arema FC melawan Persebaya saat Tragedi Kanjuruhan. Diketahui bahwa pertandingan tersebut seharusnya berlangsung sore hari lalu diubah hingga dimulai pada 20.00 WIB.
"Kenapa jadinya malam itu juga kemungkinan besar di situ ada pihak tertentu yang punya kekuatan untuk mengatur itu tetap malam hari," kata Rhenald saat ditanya wartawan pada Senin 10 Oktober 2022.
Saat ini pihak TGIPF tragedi Kanjuruhan, menurut Rhenald, belum bisa menyebutkan detail dari sosok tersebut. Ia hanya menyampaikan bahwa sosok tersebut bakal dipanggil oleh TGIPF.
"Ya kita akan panggil semua. PT LIB akan datang, akan kita minta. PSSI akan kita panggil besok dan sejumlah pihak yang terkait dengan ini semua ya. Kita akan klarifikasi," ujar akademisi dan praktisi bisnis ini.
Rhenald juga mempertanyakan kenapa pihak kepolisian harus mengalah dengan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) soal perubahan jadwal ini. "Kalau memang itu ditolak, mengapa polisi dan polres kalah dan harus tetap dijalankan pada malam hari?," ujarnya.
Rhenald juga menduga adanya iklan rokok yang membuat pertandingan 1 Oktober 2022 lalu ini menjadi mundur dari jadwal. Hal tersebut dikarenakan iklan rokok bisa tayang di televisi setelah jam 10 malam.
"Kami juga mendengar ada yang mengatakan mungkin itu salah satunya mengakomodir iklan rokok yang baru mulai di jam setengah 10 malam," kata Rhenald.
Berdasar telaah TGIPF, Rhenald mengungkapkan pertandingan berubah malam juga tidak baik untuk atlet. "Kami bicara dengan para atlet, mereka mengatakan sangat tidak nyaman bertarung mulai setengah 10 malam. Kalau kemarin kan gak jam segitu. Tapi banyak sekali hal-hal seperti dilakukan setengah 10 malam," ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan belum ada penjelasan dari pihak penyelenggara dan kepolisian.
Baca: Polri Benahi Aturan Pengamanan Olahraga Buntut Tragedi Kanjuruhan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini