Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan barang-barang elektronik saat ini sangat banyak. Mulai dari telepon genggam, laptop, televisi, kulkas, hingga beragam pernak-pernik elektronik. Banyaknya barang elektronik tentunya turut menambah angka sampah elektronik/electronic waste (E-waste).
Baca: Mudik 2018, Volume Sampah di Daerah Jawa Barat Naik 20 Persen
Selama ini, masyarakat Indonesia membuang sampah elektronik selayaknya sampah biasa. Di samping itu, untuk memusnahkannya dilakukan dengan cara membakar atau menguburnya saja. Padahal ketiga cara ini memiliki risiko masing-masing yang tidak baik untuk lingkungan karena mengandung bahan berbahaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penulis buku "E-Waste" dan "Sampah Baterai", Rafa Jafar atau biasa disapa RJ membagikan tips mengelola sampah elektronik dengan benar.
Baca: Viral Video Buang Sampah ke Laut, ASDP Tindak Awak Kapalnya
"Pertama kali, pilah sampah elektronik sesuai jenis," kata RJ ketika ditemui Bisnis dalam acara soft launching buku keduanya "Sampah Baterai" pada Rabu 4 Juli 2018 di Jakarta:
Pada tahapan ini, RJ menjelaskan pilahan tersebut misalnya, sesama telepon genggam dijadikan satu atau sesama kabel dikumpul jadi satu. "Setelah dipilah-pilah per jenisnya, pisah-pisah lagi lebih detail, misal kaca dengan kaca, plastik dengan plastik," kata RJ.
Tahapan selanjutnya adalah pendaurulangan. RJ menjelaskan, misalnya, sampah plastik didaur ulang menjadi bahan dasar plastik, kaca juga didaur ulang menjadi bahan dasar kaca. Tahapan ini biasanya dilakukan oleh perusahaan tertentu yang fokus mengurus pengolahan sampah elektronik. "Lalu nantinya ada sertifikat tentang beragam sampah elektronik yang sudah didaur ulang," tambahnya.
Baca: Awas, Timbunan Sampah Seusai Lebaran Berpotensi Sebarkan Penyakit
Penggagas gerakan #PeduliSampahElektronik ini telah menginisiasi hadirnya tempat sampah (box) khusus barang elektronik. Dia meyakini bahwa cara-cara tersebut mampu meminimalisir bahaya dari sampah elektronik terhadap masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini