Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Berita Tempo Plus

<font color=#CC0000>Tato</font> Menolak Mati

Sudah cukup lama tato menjadi bagian dari gaya hidup orang kota, terutama sejak para selebritas dalam dan luar negeri terkena demam seni tubuh ini. Namun baru kali ini acara tato digelar seperti festival, secara berurutan. Di Yogyakarta, Bali, Surabaya, hingga kota kecil Blitar di Jawa Timur. Ini membuktikan seniman tato juga bercokol di mana-mana. Kemampuan mereka tinggi, bahkan ada yang diakui di mancanegara. Rajah tubuh ini sudah jauh dari persepsi negatif dan kriminal.

12 April 2010 | 00.00 WIB

<font color=#CC0000>Tato</font> Menolak Mati
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemuda itu menelungkup pasrah. Punggung telanjangnya berubah menjadi kanvas. Jarum dari mesin tato berpe­ran sebagai ”kuas” yang merajah permukaan kulit. Dua seniman tato bersama berkarya di permukaan tubuhnya, menyisakan desis mesin tato dan jejak grafis. Di area yang sama, di ruang dengan demarkasi pita merah, terlihat pemandangan serupa. Dua se­niman tato dan satu orang klien. Mereka ditato di keremangan ruang Klub Liquid, Yogyakarta.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus