Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

10 Nama Varian Baru Covid-19 Gunakan Alfabet Yunani

Pemberian nama ini diputuskan oleh WHO agar tidak ada negara yang boleh distigmatisasi karena mendeteksi dan melaporkan Covid-19 varian baru.

22 Juni 2021 | 17.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca mengandung sel molekul virus corona Covid-19 asal Inggris yang telah mengalami mutasi RNA menjadi varian baru. (ANTARA/Shutterstock/pri.)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi nama baru varian-varian dari virus Covid-19 menggunakan alfabet Yunani. Pemberian nama ini diputuskan oleh WHO agar tidak ada negara yang boleh distigmatisasi karena mendeteksi dan melaporkan varian baru. Maka dari itu pemberian nama variannya menggunakan alfabet Yunani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tujuan pemberian nama ini ialah untuk memudahkan audiens non-ilmiah. Mengingat semua virus, termasuk virus corona penyebab Covid-19 dapat bermutasi seiring waktu yang menyebabkan munculnya varian-varian baru. Sebagai catatan label atau nama baru virus corona ini tidak akan menggantikan nama ilmiah yang ada untuk varian virus corona.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam prosesnya WHO mengumpulkan sekelompok ahli mitra dari seluruh dunia termasuk para ahli yang merupakan bagian dari sistem penamaan yang ada, ahli nomenklatur dan taksonomi virus, peneliti dan otoritas nasional.

Setelah sejumlah pertimbangan serta adanya konsultasi luas dan tinjauan dari banyak sistem penamaan potensial ditentukan 10 nama varian baru dari virus corona tersebut.

Varian pertama adalah B.1.1.7 yang merupakan varian yang berdasarkan studi awal menunjukkan potensi peningkatan penularan dan rawat inap. Varian ini merupakan varian yang pertama kali muncul di Inggris pada Desember 2020. Dari varian pertama ini ditemukan sejumlah gejala seperti demam, batuk, sulit bernapas, menurunnya fungsi indera pengecap dan penciuman Keluhan pada saluran pencernaan

Kedua ada varian Afrika Selatan B.1.351 atau biasa disebut Beta Varia. Varian satu ini pertama kali ditemukan di Teluk Nelson Mandela, Afrika Selatan, pada Oktober 2020. Selain bisa mempengaruhi netralisasi beberapa antibodi, varian ini juga memiliki kemampuan penularan yang lebih cepat dan berpotensi mengakibatkan kematian yang tinggi.

Varian ketiga yaitu Brasil P.1. Varian yang disebut juga dengan Gamma. Varian P.1 ini merupakan varian yang sama dengan varian B.1.352 ditemukan lolos dari netralisasi saat diinkubasi dengan antibodi yang dihasilkan sebagai respon terhadap gelombang pertama pandemi. Varian ini pertama kali ditemukan di Brasil.

Keempat ada varian India B.1.617.2 atau yang disebut Delta. Varian B.1.617 yang merupakan varian baru dari mutasi ganda E484Q dan L452R. E484Q mirip dengan E484K, yang merupakan mutasi yang terlihat pada varian Afrika Selatan B.13.53 dan pada varian Brasil, P1.

Kelima ada varian yang menyumbang 52 persen kasus Covid di California, 41 persen di Nevada, dan 25 persen di Arizona. Varian tersebut yaitu varian Amerika Serikat B.1.427/B.1.429 disebut Epsilon.

Varian keenam yaitu varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris dan dilaporkan menyebar di Rio de Janeiro. Varian tersebut bernama Brasil P.2 atau biasa disebut Zeta Varian P2 yang merupakan varian lain selain varian P1 yang terdeteksi di Brazil. Varian P2 ini tidak mengandung mutasi penting lain seperti yang dibawa varian P1.

Varian B.1.525 disebut Eta Variaan merupakan varian ke tujuh yang baru-baru ini diidentifikasi di Inggris. Varian B.1.525 ini juga merupakan varian yang diawasi oleh para ilmuwan karena memiliki beberapa mutasi pada gen protein lonjakan.

Selanjutnya ada varian yang terdeteksi di Filipina. Yaitu varian Filipina P.3 atau juga disebut Theta. Meskipun belum terbukti jika varian tersebut berdampak pada kesehatan namun tetap harus diwaspadai karena ada kemungkinan virus lebih menular dibandingkan versi asli SARS-CoV-2.

Varian yang ke sembilan yaitu varian Amerika Serikat B.1.526 atau Iota. Varian yang ditemukan pada sampel yang dikumpulkan di New York ini belum diketahui apakah virus lebih menular dibandingkan virus aslinya.

Varian yang terakhir yaitu varian yang disebut Kappa. Varian Kappa yang merupakan sebutan lain dari varian India B.1.617.1 ini merupakan varian baru yang terdiri dari mutasi ganda. Tercatat di India lebih dari 2,7 juta kasus infeksi, sub-garis keturunan B1617,1 dan B1617,2 ditemukan masing-masing pada 21 persen dan 7 persen dari semua sampel.

TEGUH ARIF ROMADHON

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus