Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lupus adalah kondisi saat sistem imunitas atau kekebalan tubuh seseorang kehilangan kemampuan untuk membedakan substansi asing (non-self) dengan sel dan jaringan tubuh sendiri. Lupus terdiri beberapa jenis. Salah satu yang paling sering dirujuk masyarakat umum, Lupus Eritematosus Sistemik (LES). LES dikenal sebagai penyakit "Seribu Wajah".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lupus jenis ini merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang hingga kini belum jelas penyebabnya. LES memiliki sebaran yang luas serta tampilan perjalanan penyakit yang beragam. Akibatnya, LES sering menimbulkan kekeliruan saat hendak dikenali secara medis. LES menyerang jaringan serta organ tubuh mana saja dengan tingkat gejala bervariasi. Baca: Olahraga, Makan Dulu atau Tidak? Tilik Jawaban Pakar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam gelar wicara "Memahami Program Deteksi Dini Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES)" di Jakarta, pekan ini, ternyata ada tiga faktor pemicu lupus. Pertama, faktor genetik. Pelaksana Tugas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Asjikin Iman Hidayat Dachlan, mengatakan sekitar 7 persen pasien LES memiliki keluarga dekat (orang tua atau saudara kandung) yang juga didiagnosis terjangkit LES.
"Kedua, faktor lingkungan yang meliputi infeksi, stres, makanan, antibiotik khususnya kelompok sulfa dan penisilin, sinar ultraviolet, penggunaan obat-obatan tertentu, merokok, serta paparan kristal silica," kata Asjikin kepada tabloidbintang.com. Baca: Kualitas Tidur Orang Indonesia Masih Rendah, Cek Solusi Ahli
Ketiga, faktor hormon. Asjikin menjelaskan, "Umumnya perempuan lebih sering terkena penyakit LES dibandingkan laki-laki. Meningkatnya angka pertumbuhan LES sebelum periode menstruasi atau selama kehamilan mendukung dugaan hormon estrogen menjadi pencetus penyakit LES."
TABLOID BINTANG