Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Penjelasan Dokter tentang Pneumonia Bilateral yang Dialami Paus Fransiskus

Paus Fransiskus didiagnosis menderita pneumonia bilateral dan dokter pun menjelaskan soal kondisi ini, penyebab dan risikonya.

23 Februari 2025 | 16.10 WIB

Paus Fransiskus menghadiri Misa untuk memperingati Hari Perdamaian Sedunia di Basilika Santo Petrus di Vatikan, 1 Januari 2025. REUTERS/Remo Casilli
Perbesar
Paus Fransiskus menghadiri Misa untuk memperingati Hari Perdamaian Sedunia di Basilika Santo Petrus di Vatikan, 1 Januari 2025. REUTERS/Remo Casilli

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi Paus Fransiskus dikabarkan sedang kritis. Pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu didiagnosis pneumonia bilateral dan dokter pun menjelaskan soal kondisi ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Vatikan mengumumkan diagnosis Paus Fransiskus -- yang dilaporkan telah dikonfirmasi lewat tes laboratorium dan rontgen dada -- pada Selasa, 18  Februari 2025. Paus berusia 88 tahun itu dirawat di rumah sakit karena bronkitis, kondisi yang bisa menyebabkan pneumonia.

Apa itu Pneumonia Bilateral?

Menurut Cleveland Clinic, pneumonia adalah infeksi di paru-paru yang disebabkan bakteri, virus, jamur. Kondisi ini bisa memicu pembengkakan jaringan paru dan menyebabkan timbunan cairan atau lendir di organ pernapasan itu. Pneumonia bilateral juga disebut pneumonia ganda, yang menyerang kedua paru-paru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dr. Marc Siegel, pengajar kedokteran di Langone Health di Universitas New York, mengatakan risiko pneumonia bilateral tergantung pada masalah kesehatan pasien yang mendasari dan kekuatan sistem imunnya.

"Kondisi ini juga tergantung bakterinya, apakah resisten, jenis agresif seperti pseudomona, strep, atau pneumokokus?" ujar Siegel kepada Fox News Digital, Rabu, 19 Februari 2025.

"Banyak penyebabnya tapi dalam kasus ini, saya mencurigai strep atau pneumokokus. Sri Paus bukan perokok atau punya masalah imun, jadi saya ragu penyebabnya bakteri staph aureus atau gram-negative," tambahnya lagi.

Pneumonia Akibat Bakteri Vs Virus

Kebanyakan kasus pneumonia di masyarakat akibat bakteri atau virus. Pneumonia karena bakteri lebih parah dibanding virus, menurut Cleveland Clinic. Penyebabnya bisa infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae, juga disebut penyakit pneumokokal.

Bakteri lain yang bisa memicu masalah pernapasan adalah mycoplasma pneumoniae, Haemophilus influenza, Chlamydia pneumoniae, dan Legionella (penyakit Legionnaire). Pneumonia akibat bakteri biasa diobati dengan antibiotik.

Sementara pneumonia akibat virus bisa dipicu virus seperti flu, pilek, Covid-19, dan saluran pernapasan (RSV). Jenis pneumonia ini biasanya sembuh sendiri. Kasus yang lebih jarang adalah infeksi jamur atau protozoa.

"Kewaspadaan terbesar adalah penyebaran ke pembuluh darah dan menyebabkan sepsis, yang sangat mengancam nyawa," kata Siegel.  

Kondisi ini lebih berisiko pada yang berusia lanjut. "Sri Paus juga sudah kehilangan sebagian paru akibat pneumonia sebelumnya dan kondisi ini bisa kambuh dan lebih sulit disembuhkan," jelasnya lagi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus