Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Model majalah dewasa Novi Amelia ditemukan tewas pada Rabu, 16 Februari 2022. Pemilik nama asli Linda Astuti itu diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 8 Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Mantan kuasa hukum Novi, Chris Sam Sewu, pernah mengatakan. pada 2012 lalu, model majalah dewasa itu diduga pernah menderita skizofrenia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chirs menyebut Novi pernah menjalani perawatan kejiwaan lantaran kerap mendengar suara-suara aneh, yang menjadi satu dari beberapa gejala gangguan kejiwaan skizofrenia ini. Skizofrenia bukan penyakit sepele sebab berbagai penelitian menunjukkan bahwa gangguan kejiwaan ini kerap dikaitkan dengan risiko bunuh diri sebesar dua hingga tiga kali lipat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit Harum Sisma Medika, Prasila Darwin, menjelaskan penyebab penderita skizofrenia cenderung melakukan bunuh diri. Menurut dia, keinginan bunuh diri disebabkan oleh gejala utama dari skizofrenia yaitu halusinasi. Penderita skizofrenia umumnya mengalami halusinasi berupa suara-suara atau bisikan yang membuatnya melakukan bunuh diri. “Salah satu bisikannya termasuk upaya bunuh diri,” katanya dalam webinar bersama Johnson and Johnson pada Jumat, 26 Juni 2020.
Lalu apa sebenarnya penyebab penyakit mental yang menyebabkan penderitanya cenderung melakukan bunuh diri ini? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan belum ada penelitian yang mengidentifikasi penyebab skizofrenia. Namun, diperkirakan hubungan antara gen dan berbagai faktor lingkungan dapat menyebabkan gangguan mental ini. Selain itu, diduga faktor psikososial juga dapat mempengaruhi timbulnya skizofrenia. Faktor lain adalah penggunaan ganja yang berlebihan, perilaku ini dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan tersebut.
National Institute of Mental Health (NIMH) menyebutkan tiga faktor yang menyebabkan risiko mengalami skizofrenia, yaitu genetika, lingkungan, serta struktur dan fungsi otak.
1. Genetika
Skizofrenia terkadang diturunkan dalam keluarga. Namun, penting untuk diketahui bahwa hanya karena seseorang dalam keluarga menderita skizofrenia, tidak berarti anggota keluarga lainnya juga akan menderita skizofrenia. Studi genetik sangat menyarankan bahwa banyak gen yang berbeda meningkatkan risiko pengembangan skizofrenia, tetapi tidak ada gen tunggal yang menyebabkan gangguan itu sendiri. Selain itu, belum mungkin menggunakan informasi genetik untuk memprediksi siapa yang akan menderita skizofrenia.
2. Lingkungan
Para ilmuwan berpendapat bahwa interaksi antara risiko genetik dan aspek lingkungan individu mungkin berperan menyebabkan skizofrenia pada seseorang. Faktor lingkungan yang mungkin menyebabkan skizofrenia yaitu hidup dalam kemiskinan, lingkungan yang penuh tekanan, dan paparan virus atau masalah gizi sebelum lahir.
3. Struktur dan fungsi otak
Para ilmuwan berpendapat bahwa perbedaan dalam struktur, fungsi, dan interaksi otak di antara pembawa pesan kimiawi (disebut neurotransmiter) dapat berkontribusi menyebabkan skizofrenia. Misalnya, pada orang dengan skizofrenia ditemukan adanya perbedaan dalam volume komponen spesifik otak, perbedaan cara daerah-daerah otak terhubung dan bekerja sama, dan perbedaan neurotransmiter, seperti dopamin.
Perbedaan koneksi otak dan sirkuit otak terlihat pada orang dengan skizofrenia mungkin mulai berkembang sebelum lahir. Perubahan otak yang terjadi selama masa pubertas dapat memicu episode psikotik pada orang yang rentan karena genetika, paparan lingkungan, atau jenis perbedaan otak yang disebutkan di atas.
Melansir dari Web MD, siapa pun bisa terkena skizofrenia. Penyakit mental ini mempengaruhi orang-orang di seluruh dunia, dari semua ras dan budaya. Meskipun dapat terjadi pada semua usia, skizofrenia biasanya pertama kali muncul pada usia remaja atau awal 20-an. Gangguan ini mempengaruhi pria dan wanita secara setara, meskipun gejala umumnya muncul lebih awal pada pria. Semakin dini gejala dimulai, semakin parah penyakitnya. Anak-anak di atas usia 5 tahun dapat menderita skizofrenia, tetapi jarang terjadi sebelum remaja.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.