Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

4 Dampak Buruk Helicopter Parenting

Pola asuh yang terlalu ikut campur urusan segala aspek kehidupan anak menandakan helicopter parenting

23 Oktober 2022 | 06.23 WIB

Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com
Perbesar
Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pola asuh yang terlalu ikut campur urusan segala aspek kehidupan anak menandakan helicopter parenting. Pola asuh yang sangat ketat itu saking orang tua ingin menghindarkan anak dari keterpurukan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengutip dari Verywell Family, sikap orang tua seperti itu karena khawatir berlebihan terhadap anak. Orang tua yang menerapkan helicopter parenting  tak segan sering mengatur jadwal, memperhatikan tugas, kegiatan sekolah, dan pergaulan anaknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca: Risiko Buruk Pola Pengasuhan Helicopter Parenting

Dampak buruk helicopter parenting

1. Susah bergaul

Pola asuh helicopter parenting rentan berakibat anak mengalami kesulitan bergauli. Sebab, orang tua selalu mengatur pertemanan anaknya.

2. Kurang terbuka terhadap ide baru

Merujuk The Gottman Institute, orang tua yang terlalu protektif mungkin bisa berdampak jangka panjang terhadap kepribadian anak. Anak yang diasuh menggunakan metode helicopter parenting cenderung kurang terbuka terhadap ide dan aktivitas baru. Anak cenderung rentan mengalami kecemasan dan bergantung terhadap orang lain.

3. Depresi 

Anak-anak yang diatur sangat ketat seluruh aspek kehidupannya akan bereaksi secara berlebihan saat melakukan kesalahan maupun kegagalan. Bahkan rentan mengalami depresi. Penerapan pola asuh helicopter parenting juga dipengaruhi sikap orang tua yang perfeksionis.

4. Mudah tersinggung dan kurang sabar 

Merujuk International School Parent, anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang menerapkan pola asuh helicopter parenting cenderung mudah memusuhi. Sikap itu dinilai sebagai respons dari kontrol orang tua yang ekstrem.

Anak-anak bertindak dan menegaskan dominasi mereka sebagai cara untuk mendapat kembali rasa hak pilihan atas hidupnya. Anak-anak cenderung menjadi mudah tersinggung dan kurang sabar ketika harus berhubungan baik dengan teman sebaya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus