Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus bullying atau perundungan di sekolah masih kerap terjadi. Belakangan geger kasus bullying yang terjadi di SMA Binus Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari umsu.ac.id, bullying adalah suatu tindakan agresif yang dilakukan secara berulang yang dilakukan oleh satu kelompok pada satu individu tertentu. Bullying biasanya ditujukan untuk individu yang dinilai lebih lemah atau berbeda di antara kebanyakan individu lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bullying umumnya terjadi di lingkungan akademik, namun tidak menutup kemungkinan bisa terjadi di rumah atau di lingkungan sekitar. Bullying dapat berdampak serius pada kesehatan mental anak, membawa konsekuensi jangka panjang yang melibatkan trauma emosional.
Lantas, bagaimana cara mengatasi trauma anak akibat bullying?
Merangkum dari berbagai sumber, berikut cara mengatasi trauma pada anak korban perundungan.
1. Dengarkan Anak
Salah satu cara untuk mengatasi trauma pada anak akibat bullying adalah memulai dengan mendengarkan anak Anda dengan empati. Biarkan mereka berbicara tentang pengalaman mereka tanpa interupsi. Ini akan membantu mereka merasa didengarkan dan dipahami.
Berfokuslah untuk membuat mereka merasa didengarkan dan didukung, daripada mencoba mencari penyebab penindasan atau mencoba memecahkan masalah. Yang tak kalah penting, pastikan anak tahu bahwa itu bukan kesalahan mereka.
2. Melakukan Terapi
Dikutip dari kidshealth.org, terapi memberi anak cara untuk mengungkapkan perasaannya dengan aman, menceritakan kisahnya, dan mendapatkan dukungan. Dalam terapi, anak-anak belajar berbicara tentang apa yang telah mereka lalui. Mereka belajar keterampilan mengatasi dan menenangkan.
Mereka belajar menyesuaikan cara berpikir dan merasakan tentang trauma tersebut. Perlahan-lahan, mereka belajar menghadapi hal-hal yang biasanya mereka hindari. Terapi membantu anak-anak menemukan keberanian mereka sendiri dan mendapatkan kepercayaan diri.
3. Beri Keyakinan dan Rasa Percaya Pada Anak
Beri tahu anak bahwa Anda mempercayainya dan akan melakukan yang terbaik untuk mencari bantuan. Dengan begitu, anak bisa memiliki seseorang untuk dipercaya dan bersikap terbuka ketika mengalami masa-masa sulit lain di kemudian hari.
Selain itu, sebisa mungkin Anda memberikan kasih sayang, perhatian, empati, dan menumbuhkan rasa percaya diri anak cukup ekstra. Seorang anak sangat perlu diyakinkan bahwa dirinya berharga, dicintai, orang tua peduli padanya.
4. Dukungan sosial
Pastikan anak Anda yang menjadi korban bullying memiliki dukungan dari teman-teman, keluarga, dan komunitas. Ini dapat membantu mereka merasa lebih kuat dan terlindungi.
Selain itu, Anda bisa mengajak anak untuk melakukan berbagai aktivitas bersama-sama. Aktivitas bersama ini akan menimbulkan rasa nyaman dan korban tidak merasa sendirian sebab ada orang-orang di sekitar kita. Hal ini bisa mempercepat proses pemulihan.
5. Beri Pengertian untuk Mengakui Penindasan di Masa Lalu
Dikutip dari Verywell Family, korban bullying sering kali menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meminimalkan penindasan tersebut, mengabaikannya, atau berpura-pura bahwa penindasan tersebut tidak terjadi. Atau, mereka menyerah pada perasaan bersalah, malu, atau menyalahkan diri sendiri, percaya bahwa jika mereka berbeda atau berusaha lebih keras maka penindasan tidak akan terjadi.
Satu-satunya cara untuk memulai proses penyembuhan adalah dengan menyadari bahwa penindasan memang terjadi dan Anda tidak bertanggung jawab atas hal tersebut.