Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Co-founder Paxel, Zaldy mengatakan minat masyarakat untuk memesan kuliner antara kota semakin tinggi. Zaldy dan tim awalnya mengira bahwa kegiatan masyarakat dalam hal memesan makanan para Ramadan 2022 akan berkurang karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sudah semakin dilonggarkan. Namun dari data yang dihimpun Paxel, justru ada kebiasaan kirim makanan tetap tinggi di tingkat konsumen. "Kebiasaan orang untuk membeli makanan antar kota itu masih tinggi walaupun Pemberlakuan Pembatasan Kerumunan Masyarakat itu sudah mulai longgar," katanya pada akhir Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zaldy melihat hal ini bisa menjadi peluang besar bagi pengusaha kuliner untuk meningkatkan lagi performa mereka. "Orang kirim makanan antar kota tidak hanya terjadi saat pandemi Covid-19. Walau pandemi sudah mereda, tapi pengiriman makanan antara kota itu tumbuh baik," lanjutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama Ramadan 2022, Paxel mencatatkan tiga pengiriman yang cukup signifikan. PaxelBig yang
meningkat hampir 5 kali lipat dibanding tahun lalu. Sementara, untuk service next day mengalami kenaikan 16,9 persen. Disusul PaxelInstant yang juga kian bertambah lebih dari 2 kali lipat," katanya pada akhir Mei 2022.
Ada lima daerah yang paling banyak memesan kuliner dari luar kota menurut data Paxel, yaitu Jakarta (31,4 persen) Bandung (10,4 persen), Bekasi (7,2 persen), Tangerang Selatan (6,9 persen), dan Bogor (6,9 persen). "Kebanyakan makanan kuliner itu dikirim ke 5 kota besar. Tujuan pengiriman pemesanan itu paling banyak dari Jakarta," kata Zaldy.COO Paxel Zaldy Ilham Masita menyebutkan layanan same day delivery Paxel menjadi andalan pelaku UKM di bidang makanan. TEMPO/ Galuh Putri Riyanto
Menurut Zaldy salah satu makanan yang menjadi favorit masyarakat adalah makanan beku. Menurutnya, selama Ramadan lalu pengiriman makanan 80 persen itu berupa pemesanan makanan antara kota. "Dari 80 persen pengiriman makanan itu, 48 persen di antaranya adalah makanan beku," lanjutnya.
Biasanya para pengusaha kuliner itu mengirimkan makanan beku mereka menggunakan Paxel Big yang berupa pengiriman sebanyak 5-20 kilogram. "Mereka mengirimkan makanan ke reseller," kata Zaldy.
Salah satu tantangan dalam pengiriman kuliner selama Ramadan ini adalah pemberlakuan jalur satu arah menjelang Hari Raya Idul Fitri. Ia mengatakan truk Paxel sempat sulit beroperasi ketika harus melakukan pengiriman barang. "Akibat jalur tol satu arah ini, dan angkutan barang dinonaktifkan, pengiriman kami terpaksa berhenti. Penutupan jalur untuk pemberlakuan jalur satu arah juga terlalu lama sampai 12 jam," katanya.
Bisnis pengiriman makanan dinilai cukup sulit bagi Zaldy. Makanan salah satu barang yang tidak bisa tahan lama. Sehingga bila terjadi penutupan jalur tol karena pemberlakuan satu arah itu, berbagai makanan yang terkirim berisiko rusak atau basi. "Pengiriman makanan ini sangat sensitif," kata Zaldy yang menjanjikan pelayanan pengiriman sehari sampai itu.
Selain dari segi makanan, Zaldy mengatakan terdapat pergeseran perilaku konsumsi masyarakat yang beralih dari kebutuhan pokok ke kebutuhan sekunder bahkan tersier. "Kami juga mencatat setidaknya dibandingkan Ramadan 2021 ada kenaikan di kebutuhan tersebut senilai 85,7 persen item perhiasan atau logam mulia dan 33,5 persen item elektronik yang menjadi salah satu jenis barang paling banyak dikirim di masa Ramadan satu bulan terakhir,” katanya.
Zaldy berharap agar infrastuktur bisa semakin baik untuk membantu proses pengiriman berbagai kuliner dari daerah ini. Dengan begitu, perekonomian di daerah pun diharapkannya ikut meningkat.
Baca: Menikmati Kuliner Tradisional Lawasan di Kawasan Elite Jakarta