Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

5 Kondisi Medis yang Ditandai dengan Iritasi Mata

Iritasi mata tetap membutuhkan perhatian khusus, sebab dalam beberapa kasus dapat mengindikasikan suatu kondisi medis tertentu.

17 Juni 2023 | 06.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi kelopak mata. Foto: Unsplash.com/Jesper Brouwers

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Iritasi mata merupakan istilah umum untuk menggambarkan ketidaknyamanan di mata atau area sekitarnya. Secara spesifik, gejalanya mencakup mata gatal, berair, kemerahan, terasa nyeri, penglihatan kabur, atau sensitivitas pada cahaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iritasi mata ringan biasanya tidak menyebabkan komplikasi karena disebabkan mata kering, alergi, dan benda asing. Namun, iritasi mata tetap membutuhkan perhatian khusus, sebab dalam beberapa kasus dapat mengindikasikan suatu kondisi medis tertentu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut sejumlah kondisi medis yang ditandai dengan iritasi mata:

1. Blefaritis

Blefaritis merupakan istilah medis untuk radang kelopak mata yang dapat menyebabkan iritasi. Kondisi ini bersifat kronis dan tidak menular. Mengutip Cleveland Clinic, blefaritis ditandai dengan kelopak mata bengkak dan berminyak, mata merah dan gatal, terdapat kerak pada bulu mata, serta mata kering dan berkedip berlebihan.

Orang lebih berisiko terkena blefaritis apabila memiliki diabetes, sering mengenakan lensa kontak, sering mengalami iritasi akibat debu, dan tinggal di lingkungan kering. Selain itu tidak bersih menghapus riasan, memiliki kulit berminyak, mengonsumsi obat-obatan, dan masa menopause.

2. Sakit Kepala Cluster

Sakit kepala cluster dikategorikan sebagai sakit kepala yang sangat parah dan lebih menyakitkan daripada migrain. Ini sering menyebabkan mata terkulai, sakit mata, dan mata berair. Pupil (bagian tengah mata yang berwarna hitam) juga dapat terlihat lebih kecil daripada biasanya.

Tanda lain dari sakit kepala cluster adalah rasa terbakar dan menusuk selama 15 menit sampai 3 jam di kedua sisi kepala. Rasa sakit terpusat pada satu sisi mata dan menyebar ke dahi, pelipis, hidung, dan gusi.

3. Lupus

Lupus adalah penyakit autoimun yang dapat menyebabkan nyeri sendi, demam, ruam kulit, dan kerusakan organ. Selain itu menyebabkan mata berair berlebihan, sensasi terbakar, dan seperti ada pasir pada mata.

Gejala lain dari lupus mencakup nyeri otot, sensitivitas cahaya, rambut rontok, luka di mulut, mata kering, kelelahan, nyeri dada, sesak napas, sakit perut, pembengkakan kelenjar, kebingungan, penggumpalan darah, dan anemia.

4. Oscular Rosacea

Mengutip Healthline, oscular rosacea adalah masalah kulit kronis yang dapat mempengaruhi mata. Ini menyebabkan iritasi mata berupa mata kering, gatal, kemerahan, dan pembengkakan di kelopak mata. Penyakit ini bersifat kronis (jangka panjang) dan tidak ada obatnya. Penderita hanya bisa mengelolanya dengan perawatan dan menghindari pemicu.

Gejala lain oscular rosacea mencakup pembengkakan di sekitar mata, sensitif terhadap cahaya, mata terasa terbakar, dan terdapat kerak pada bulu mata. Kondisinya dapat timbul berulang kali atau disebut chalazia.

5. Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthristis adalah jenis radang sendi yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan pelapis sendi. Kondisinya dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh, salah satunya mata. Mereka menyebabkan iritasi dan peradangan di bagian putih mata (sclera).

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus