Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada pola yang bisa menjadi prediksi pernikahan di ambang kehancuran. Memahami apa yang perlu dilakukan bisa menjadi penyelamat hubungan sebelum terlambat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hal penting inilah yang perlu diketahui pasangan, seperti memahami gejala kanker, stadiumnya, dan deteksi dini," kata Becky Whetstone, terapis keluarga dan perkawinan, kepada HuffPost.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah melakukan serangkaian penelitian, Whetstone mengaku menemukan pola umum pada pasangan yang di ambang perpisahan. Berikut lima tahapan yang terjadi sebelum kematian perkawinan yang didapati Whetstone.
Tahap 1: Pengenalan
Pada fase ini pasangan mulai merasakan hubungan yang tak bahagia namun masih menjalaninya seraya melihat perkembangan.
Tahap 2: Erosi
Pada fase ini pasangan mulai menyadari ketidakbahagiaan tak juga teratasi dan semakin serius sehingga bayangan perceraian sudah di depan mata. Namun, mereka masih berusaha mempertahankan bahtera ruma tangga karena sejumlah alasan, seperti anak-anak, keuangan, reputasi, kepercayaan, dan penilaian masyarakat.
Tahap 3: Menjauh
Pada fase ini, suami dan istri sudah saling menjauh secara emosional dan sudah mencari kesenangan di luar perkawinan untuk membantu menenangkan diri. Misalnya lebih menekuni hobi, lebih banyak olahraga, bahkan berselingkuh, kata Whetstone. Namun pasangan ini masih belum mau bercerai.
Tahap 4: Berterus terang
Pada poin ini, toleransi di antara pasangan pun semakin tipis dan pernikahan memasuki fase keempat yang digambarkan Whetstone sebagai "waktu di mana pasangan memberi kejelasan mereka sudah tak bisa bersama lagi".
"Pada masa ini, mereka sudah tak ada lagi ikatan emosional dan menolak untuk terus bersama dan berpura-pura bahagia," jelasnya.
Tahap 5: Kematian
Inilah fase kematian perkawinan. "Atau setidaknya kematian hubungan di mana masing-masing pihak sudah tak mau bersama lagi," ujar Whetstone. Pada poin inilah perceraian tinggal menunggu waktu.
Pilihan Editor: Psikolog Minta Remaja Tak Menikah Muda, Ini Alasannya