Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

6 Kuliner Tradisional yang Mulai Langka

Kira-kira kuliner tradisional apa yang mulai langka atau sulit dijumpai saat ini?

5 Juni 2020 | 11.40 WIB

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Perbesar
Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kuliner tradisional merupakan salah satu daya tarik di sebuah destinasi wisata. Saat berjalan-jalan ke suatu daerah, tentu Anda akan mencari tahu apa makanan khas masyarakat di tempat itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dan biasanya, kuliner tradisional ini hanya bisa dijumpai di tempat asalnya. Kalaupun ada yang menyediakan kuliner serupa di tempat lain, bisa jadi itu adalah cara untuk memperkenalkan lebih luas ke masyarakat.

Jadi kira-kira kuliner tradisional apa yang mulai langka atau sulit dijumpai saat ini? Berikut ulasannya:

  1. Es Selendang Mayang

    Ilustrasi es selendang mayang. shutterstock.com

    Minuman khas Betawi ini perpaduan kue kenyal berwarna-warni yang disiram dengan kuah santan dan gula merah cair. Rasa manisnya bisa menyegarkan sekaligus mengenyangkan.

  2. Bubur Kampiun

    Bubur Kampiun. TEMPO/Febrianti

    Bubur kampiun merupakan makanan khas Bukittinggi, Sumatera Barat. Ada beberapa elemen dalam hidangan ini, antara lain candil, bubur sumsum, kacang hijau, kolak pisang, kolak ubi, ketan, dan kolang-kaling. Cara menghidangkannya, Anda cukup menyiram berbagai elemen dengan kuah santan yang dicampur gula merah.

  3. Kicak

    Kicak, kue khas Ramadan yang dijajakan di Pasar Sore Ramadan Kampung Kauman Kota Yogyakarta. TEMPO/Anang Zakaria

    Kicak adalah salah satu kuliner wajib saat Ramadan bagi warga Yogyakarta. Anda bisa menemukannya di Pasar Sore Ramadan Kampung Kauman. Hidangan ini terbuat dari nasi ketan yang ditumbuk halus, dicampur dengan gula, parutan kelapa, santan, daun pandan, dan potongan buah nangka sebagai pelengkap. Rasanya manis dan gurih sehingga pas untuk menu berbuka.

  4. Asida
    Asida adalah kudapan khas Maluku. Asida merupakan hidangan dengan tampilan menyerupai bola berwarna kecokelatan. Takjil ini terbuat dari adonan terigu dan air, lalu dibentuk menyerupai bola. Warna cokelat terbentuk dari saringan air gula merah, kayu manis bubuk, pandan, dan kapulaga. Setelah adonan bulat, bentuklah lubang tepat di bagian tengah dan siram dengan mentega.

  5. Ketan Bintul

    Ketan bintul khas Serang yang hanya diproduksi saat Ramadan. TEMPO/Darma Wijaya

    Cemilan khas Serang, Banten, ini berbahan dasar nasi ketan yang disajikan dengan taburan serundeng dan kuah rendang daging sapi. Konon makanan ini kesukaan para raja Banten. Rasanya gurih sehingga bisa menjadi alternatif untuk mengisi perut kosong.

  6. Kanji Rumbi

    Resep Kanji Rumbi

    Bubur khas Aceh kaya rasa ini di daerah asalnya lazim dibuat ketika Ramadan. Di luar Aceh, bubur ini sulit ditemukan. Bahan utamanya beras yang diberi sayur-sayuran dan bumbu rempah-rempah, antara lain wortel, kunyit, jahe, bawang, daun sop, santan kelapa, daun pandan, serai, hingga daun pandan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus