Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Ada Bintang Sepak Bola Bagas Bagus, Simak 5 Fakta tentang Kembar

Kemenangan timnas U-16 pada piala AFF kemarin membawa kebahagiaan. Salah satu yang mencolok adalah penampilan si kembar, Bagas dan Bagus

13 Agustus 2018 | 18.02 WIB

Pemain Timnas U-16 yang kembar, Amiruddin Bagus Kaffi dan Amiruddin Bagas Kaffa. (Instagram/@bagaskaffa16)
Perbesar
Pemain Timnas U-16 yang kembar, Amiruddin Bagus Kaffi dan Amiruddin Bagas Kaffa. (Instagram/@bagaskaffa16)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kemenangan timnas U-16 pada piala AFF kemarin membawa kebahagiaan. Banyak yang menarik dari pertandingan yang digelar 11 Agustus 2018. Salah satunya adalah anak kembar, Amiruddin Bagus Kaffi Alfikri dan Amiruddin Bagas Kaffa Arrizqi. Duo kembar ini bahkan sampai sering dikatakan sebagai Upin Ipin Indonesia. Keduanya mengitari stadion Delta Sidoarjo dengan membawa poster.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada banyak sekali kisah atau mitos juga fakta tentang anak-anak kembar di dunia. Bahkan memiliki saudara kembar yang identik pun dirayakan setiap 20 Desember pada Hari Solidaritas Kembar Identik. Simak 5 Fakta iniyenyang anak kembar.

Baca: Anak Harimau Putih Kembar Memukau Wisatawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

1. Kejadiannya mencapai yang tertinggi
Di Amerika kelahiran kembar mencapai rekor tinggi pada 2014. Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit negara itu, pada tahun itu ada rata-rata 33,9 bayi kembar per 1.000 kelahiran, naik dari sebelumnya 33,7 kembar per 1.000. Dibandingkan 1980, angka 2014 itu mencapai dua kali lipat (18,9 kembar per 1.000 kelahiran). Peningkatan ini diduga karena lebih banyak perempuan menggunakan terapi kesuburan, yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya bayi kembar, menurut laporan CDC. Selain itu, perempuan yang memiliki anak pada usia lanjut juga dapat meningkatkan kemungkinan memiliki anak kembar.

2. Kembar identik tak benar-benar identik
Kembar identik tetap memiliki beberapa perbedaan genetik. Meskipun mereka berawal dari DNA yang identik, perubahan genetik dapat terjadi sangat awal sejak masih janin. Demikian menurut penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan American Society of Human Genetics. Perubahan genetik ini dapat menjelaskan mengapa beberapa pasang kembar identik memiliki perkembangan berbeda dalam hidupnya, seperti kemungkinan terkena penyakit.

3. Gen mereka tetap memiliki peran besar
Dalam sebuah studi yang dilakukan Minnesota Twin Family Study menemukan, kembar identik yang dipisahkan pada usia dini masih memiliki sejumlah kesamaan mencolok setelah berpisah selama bertahun-tahun, baik dari segi medis atau psikologis. Misalnya, setelah hidup terpisah kembar identik akan berdiri dengan cara yang sama. Saudara kembar identik Jim Lewis dan Jim Springer dipisahkan ketika mereka berusia 4 minggu dan bersatu kembali pada usia 39. Ternyata mereka sama-sama memiliki sakit kepala, suka menggigit kuku, merokok merek yang sama rokok, dan mengemudi mobil jenis yang sama.

Pemain Timnas U-16 yang kembar, Amiruddin Bagus Kaffi dan Amiruddin Bagas Kaffa. (Instagram/@bagaskaffa16)

4. Berpeluang hidup lebih lama
Orang yang terlahir kembar ternyata hidup lebih lama daripada mereka yang tidak kembar. Penelitian di Denmark menemukan bahwa kembar identik hidup lebih lama dari kembar fraternal (tak identik) dan kedua jenis kembar hidup lebih lama dari yang tak kembar. Kembar identik rata-rata hiduplebih lama dari 4-5 tahun lebih lama dari mereka yang tidak kembar. Kembar tak identik rata-rata hidup 2-3 tahun lebih lama daripada mereka yang tidak kembar.

Baca: 2 Penyebab Kehilangan Janin Seperti yang Dialami Marissa Nasution

Salah satu alasannya diduga berasal dari ikatan sosial yang kuat terbentuk antara saudara kembar, yang dapat bertindak sebagai penyangga terhadap perilaku berisiko atau saling memberi dukungan di saat krisis.

5. Faktor keturunan
Kejadian kelahiran bayi kembar terjadi dalam keluarga yang leluhurnya pernah melahirkan bayi kembar. Para peneliti dari Belanda mengidentifikasi bahwa hal ini dipengaruhi dua gen, yang sama-sama berperan dalam produksi dan pemrosesan hormon yang membantu kematangan telur, follicle-stimulating hormone (FSH). Dari kedua gen itu, satu berhubungan dengan tingginya level FSH, sedangkan yang lain berperan membantu sensitivitas indung telur terhadap FSH. Wanita yang memiliki kedua gen ini memiliki kemungkinan besar untuk melepaskan dua telur, sehingga melahirkan bayi kembar.

LIVESCIENCE | NURDIN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus