Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan korelasi antara kualitas air minum dengan stunting. Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan nutrisi dalam waktu panjang sehingga mengganggu tumbuh kembang anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maxi Rein mengatakan, Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga atau SKAMRT pada 2020 menunjukkan akses masyarakat terhadap kualitas air minum aman sebesar 11,9 persen. Sebanyak 40,8 persen masyarakat memanfaatkan air tanah sebagai sumber air minum. Sisanya, memanfaatkan sarana air minum perpipaan dan depot air minum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebanyak 14,8 persen rumah tangga di Indonesia menggunakan sumur gali untuk keperluan minum dengan tingkat risiko cemaran tinggi dan amat tinggi. "Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan kualitas air yang buruk mencakup sumber air minum unimproved berhubungan dengan peningkatan stunting pada balita," kata Maxi.
Kondisi stunting dapat terjadi, salah satunya, karena air yang dikonsumsi mengandung mikroorganisme patogen dan bahan kimia lainnya yang mengakibatkan anak mengalami diare yang memicu Environmental Enteric Dysfunction atau EED. Air minum yang tercemar membuat sistem pencernaan tidak maksimal dalam menyerap nutrisi. Diare berkepanjangan dapat berujung pada kekurangan zat tertentu yang bermanfaat untuk tubuh.
Maxi Rein melanjutkan, pemerintah menargetkan masyarakat dapat mengakses seratus persen air minum layak dan 15 persen air minum aman pada 2024. Persoalan air, menurut dia, harus dilihat dari sisi kuantitas dan kualitas. Jumlah air harus mencukupi dan kondisinya aman untuk digunakan, terutama air konsumsi.
Keberadaan mata air dan air tanah saat ini terus berkurang. Pemakaian air tanah juga harus mulai dibatasi atau dihentikan karena dapat mengakibatkan penurunan permukaan tanah. Masyarakat harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan memastikan akses sanitasi yang benar serta menghentikan perilaku buang air besar sembarangan.
Untuk menindaklanjuti Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga 2020 tadi, pemerintah akan mengecek kualitas air minum rumah tangga pada 34 kabupaten/kota di 34 provinsi. Dari situ, dapat diketahui potensi penyakit berbasis lingkungan dan upaya menghindarinya.
Baca juga:
Menkes Pastikan Air Kemasan Galon Polikarbonat Aman
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.