Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Alasan Anak Belum Perlu Booster Vaksinasi Covid-19 Menurut Pakar

Pakar menilai vaksinasi COVID-19 penguat belum diperlukan untuk anak-anak. Sebaiknya vaksinasi booster difokuskan pada lansia dengan komorbid.

18 Juli 2022 | 20.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan program vaksinasi COVID-19 nasional bagi 208.265.720 orang. Dikutip dari situs covid19.go.id, hingga 17 Juli 2022, sebanyak 201.944.864 orang telah memperoleh dosis pertama COVID-19 dan 169.565.409 sudah mendapatkan dosis kedua. Sedangkan sebanyak 53.056.762 baru disuntik dosis ketiga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, anggota Satgas Imunisasi Anak PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si, menilai vaksinasi penguat atau booster COVID-19 belum diperlukan untuk anak-anak. Sebaiknya booster COVID-19 difokuskan pada lansia dengan komorbid.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Untuk sementara vaksin dua kali pada anak cukup. Buktinya? Sakit COVID-19 berat dan meninggal pada anak sangat sangat sedikit. Sedangkan lansia sangat banyak, yakni 47,5 persen,” kata Soedjatmiko.

Dia menjelaskan alasan anak belum perlu vaksinasi booster COVID-19, salah satunya karena angka kesakitan (morbiditas) tertinggi terjadi pada orang berusia 31-45 tahun, yakni sebesar 28,9 persen. Kedua, angka kematian (mortalitas) tertinggi terjadi pada orang berusia 60 tahun ke atas, sebesar 47,5 persen.

Selain itu, alasan lain adalah keterbatasan jumlah sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan. SDM nakes disebutnya sudah tersedot untuk vaksinasi COVID-19 pada usia 6 tahun sampai lansia, imunisasi rutin, Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), dan juga Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Soedjatmiko juga mengatakan belum adanya perusahaan yang mengajukan hasil uji klinis keamanan dan imunogenisiti untuk booster pada usia 6 tahun juga menjadi alasan belum perlunya booster untuk anak. Ia juga menambahkan bahwa campak, rubella, difteri, dan risiko terinfeksi kembali polio masih menjadi ancaman nyata bagi anak berusia 6 tahun ke atas.

Soedjatmiko menegaskan saat ini pemerintah sedang fokus mendistribusikan vaksin penguat bagi kaum lansia dan warga berusia 18-59 tahun serta vaksin dosis kedua untuk umur 6-11 tahun. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus