Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Alasan Dosis Ketiga Vaksinasi Anak Mungkin Berhasil

Perlukah booster vaksinasi anak dan apa efeknya? Simak penjelasan pakar berikut.

13 Februari 2022 | 22.00 WIB

Anggota polisi Polresta Banyuwangi mengenakan kostum super hero menghibur anak-anak yang divaksinasi COVID-19 di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat 11 Februari 2022. Satgas COVID-19 Banyuwangi menargetkan vaksinasi anak dosis kedua selesai pada Februari ini. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Perbesar
Anggota polisi Polresta Banyuwangi mengenakan kostum super hero menghibur anak-anak yang divaksinasi COVID-19 di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat 11 Februari 2022. Satgas COVID-19 Banyuwangi menargetkan vaksinasi anak dosis kedua selesai pada Februari ini. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Selama berbulan-bulan, vaksin Covid-19 Pfizer perlahan-lahan masuk ke lengan dalam dosis yang lebih kecil, dari remaja hingga anak-anak usia sekolah dasar. Sekarang vaksinasi anak hanya tersisa untuk di bawah 5 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dikutip dari Theatlantic, spesialis penyakit menular anak yang memimpin studi vaksin Covid-19 pediatrik Moderna, Buddy Creech, mengatakan vaksin tetaplah vaksin. Tetapi, menyesuaikannya dengan populasi individu yang masing-masing memiliki kebutuhan, risiko, dan kerentanan yang berbeda sangat penting untuk membagikannya dengan benar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dosis adalah tindakan penyeimbang. Semakin banyak vaksin dalam setiap suntikan, semakin besar kemungkinan vaksin itu mengganggu sistem kekebalan tubuh dan semakin besar kemungkinannya membuat pengalaman vaksinasi menjadi sangat tidak nyaman.

“Kami mengejar dosis sekecil mungkin yang masih akan seefektif mungkin,” kata Creech.

Creech berharap agar respons vaksin terhadap anak-anak sesuai dengan hasil yang dilihat pada orang dewasa. Jadi, jika sepasang suntikan tidak cukup untuk membuat anak berusia 2-4 tahun, bonus suntikan ketiga dapat diharapkan untuk mengamankan mereka.

Dokter anak, ahli imunologi dan vaksin Sallie Permar mengatakan serangkaian vaksinasi, potensi efek samping, pengambilan darah selama berminggu-minggu, dan tindak lanjut lain adalah komitmen yang rumit untuk segala usia. Ujian tersulit yang harus dilakukan adalah kepada yang masih muda.

“Tidak mudah untuk meminta orang tua untuk mempertimbangkan lebih banyak prosedur, terutama untuk balita yang menangis,” sebut Permar.

Bahkan, uji coba vaksin untuk anak-anak yang lebih besar penuh perjuangan untuk mencapai kapasitas. Berpatokan pada dosis ketiga, akhirnya menjadi pilihan yang paling efisien waktu karena tidak harus membuat anak menyelesaikan rangkaian vaksin tetapi untuk mendapatkan otorisasi peraturan dan mengenalkan vaksin pertama ke publik.

Pilihan dua dosis besar juga bisa kurang baik karena alasan peningkatan kemungkinan efek samping, termasuk demam, kedinginan, kelelahan, sakit kepala, atau mungkin sesuatu yang jauh lebih jarang tetapi lebih parah. Permar mengatakan bagaimana pun dosis tetap penting. Dalam hal memvaksin anak-anak supermuda, yang berisiko tertular COVID-19 serius relatif rendah, suntikannya harus sangat aman. Mungkin, dosis 3 mikrogram sudah menghasilkan beberapa ketidaknyamanan dalam uji coba Pfizer baru-baru ini.

Creech juga mengungkapkan tiga dosis yang lebih kecil bahkan bisa lebih efektif daripada dua dosis yang sedikit lebih besar. Meningkatkan pertahanan terhadap ancaman adalah usaha yang mahal bagi tubuh. Terkadang, sistem kekebalan tubuh hanya membutuhkan dorongan lain sebelum memutuskan untuk berkomitmen. Beberapa vaksin dalam daftar obat anak sudah dibagikan dalam dua, tiga, atau bahkan lima dosis karena alasan itu.

Tanpa data Pfizer, tidak mungkin untuk mengetahui seberapa jauh di bawah ambang batas yang diinginkan tingkat antibodi anak-anak, turun setelah dua dosis 3 mikrogram karena setiap vaksinasi harus membangun yang terakhir, tiga dosis bisa berhasil di mana dua gagal.

Creech mengatakan menunggu dua bulan untuk memberikan dosis ketiga seharusnya memperbaiki dan mematangkan respons imun balita. Tubuh mereka akan menghabiskan periode limbo itu untuk mempelajari kembali dosis yang telah didapatkan. Dosis ketiga juga dapat mendorong sistem kekebalan untuk memperluas jangkauan melawan virus corona sehingga anak-anak akhirnya siap untuk bertarung, bahkan dengan varian penghindar antibodi seperti Omicron.

BERNADETTE JEANE WIDJAJA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus