Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Anak Laki-Laki Ingin Main Boneka, Orang Tua Perlu Panik?

Sepertinya sudah menjadi pandangan umum bahwa mainan punya kecenderungan gender. Bolehkah anak lelaki main boneka?

2 Agustus 2018 | 21.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak laki-laki bercerita pada ibunya. cdn.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sepertinya sudah menjadi pandangan umum bahwa mainan punya kecenderungan gender. Mainan boneka atau masak-masakan, misalnya, identik dengan mainan anak perempuan. Sebaliknya mainan mobil-mobilan dan bola hanya untuk anak laki-laki. Karena ada batasan gender ini, orang tua kerap khawatir bahkan panik jika melihat anaknya memainkan permainan yang tidak sesuai gender. Anda tidak perlu panik.

Baca: Waspadai Kekurangan Hormon Pertumbuhan Anak, Lakukan Deteksi Dini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter tumbuh kembang anak Bernie Endyarni Medise, mengatakan ketika anak memilih mainan yang dianggap tidak sesuai dengan gendernya, bukan berarti mereka mempunyai kelainan orientasi. Sebab anak memilih sesuatu hanya berdasarkan naluri dan rasa keingintahuannya yang tinggi. Saat anak laki-laki ingin memainkan boneka, misalnya, kemungkinan besar itu dilakukan karena anak tertarik dengan bentuk boneka yang unik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi adalah ciri khas anak. Anak akan selalu tertarik terhadap sesuatu yang baru. Dan ingat, apa yang dipikiran orang tua tidak sama dengan apa yang dipikirkan anak, sehingga orang tua tidak perlu panik jika melihat anak laki-laki tertarik main masak-masakan, misalnya,” kata Bernie dalam acara bertajuk The Importance of Physical Development for Kids yang digelar oleh Early Learning Center (ELC) pada Rabu 1 Agustus 2018.

Baca: Kahiyang Ayu Melahirkan, Ini Pesan untuk Anaknya Saat Dikandung

Sejatinya mainan tidak punya kecenderungan gender. Semua anak boleh memainkan apapun yang membuat mereka tertarik, dengan catatan orang tua harus mendampingi. “Karena keberadaan ibu dan bapak akan menjadi role model bagi anak. Sambil bermain, orang tua bisa memberikan pengetahuan tentang peran gender kepada anak. Kalau seketika dibilang jangan, anak justru akan panik,” kata Bernie.

AURA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus