Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Aneka Saran soal Makanan dari Pakar Gizi

Pakar gizi membagi saran soal makanan, dari kebersihan makanan yang dibeli sampai asupan gizi yang dianjurkan.

11 Juni 2021 | 15.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi pizza (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perhatikan kebersihan makanan yang dibeli dari luar. Spesialis gizi klinik konsultan nutrisi pada kelainan metabolisme gizi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), Ida Gunawan, membagikan sejumlah langkah untuk memastikan makanan yang dibeli dari luar tetap terjaga kebersihannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Setiap makanan yang dikirim kemudian dibungkus dengan plastik, maka plastik segera dilepaskan dan dibuang. Kemudian cuci tangan dengan bersih sebelum akhirnya membuka bungkusan makanan tersebut," kata dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah-Puri Indah itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anda bisa menghangatkan makanan itu karena di perjalanan menjadi lebih dingin. Namun, bila tujuannya untuk mengurangi risiko transmisi COVID-19, sampai saat ini belum ada bukti penelitian yang menyatakan virus dapat dihilangkan dengan cara memanaskan makanan.

Selain memperhatikan kebersihan makanan, penting pula untuk menerapkan pola makan sehat di masa pandemi COVID-19. Ida menyarankan konsumsi makanan dalam bentuk segar, misalnya buah-buahan, karena kandungan vitamin, mineral, dan fitokimia yang berperan penting untuk kesehatan dan ikut meningkatkan antibodi masih tersimpan dengan baik dan mengurangi makanan beku.

Untuk porsi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan diet seimbang, yakni mengandung nutrisi yang lengkap, berbagai zat gizi seperti karbohidrat, lemak, protein hewani dan nabati, ada sayur dan buah, minyak, sumber serat. Jumlahnya perlu disesuaikan dengan kebutuhan.

Untuk memudahkan, Anda bisa menggunakan panduan Isi Piringku, yakni setengah piring diisi sayur dan buah, seperempat piring karbohidrat (usahakan karbohidrat kompleks seperti nasi, sereal, kentang, roti gandum), seperempat piring sisanya dengan protein, baik hewani maupun nabati. Bahan lainnya, gula empat sendok makan per hari, garam satu sendok teh, dan minyak (lemak) lima sendok makan setiap hari, seperti rekomendasi dari Kementerian Kesehatan.

Bagaimana dengan gorengan? Menurut Ida, sebaiknya tak mengonsumsinya berlebihan. Anda bisa mengonsumsi satu kali sehari. Saat makan siang, misalnya dengan menu nasi berserta lauk pauk ayam, tahu, tempe dan sayuran.

"Bisa ayam yang digoreng menggunakan air fryer, supaya penggunaan lemak atau minyak yang dibatasi bisa terbagi untuk memasak makanan. Menggunakan air fryer juga akan menghasilkan makanan seperti makanan yang digoreng, dengan keunggulan penggunaan lemak yang tidak berlebihan," ujarnya.

Ida mengingatkan minyak yang baik adalah minyak kelapa, sawit, atau zaitun bila dipanaskan akan rusak dan berubah menjadi lemak jenuh dan lemak trans. Sementara lemak jenuh sendiri juga banyak tersembunyi dalam bahan makanan sehari-hari, misalnya pada lemak daging dan santan.

WHO merekomendasikan penggunaan lemak jenuh kurang 7 persen dalam satu hari dan penggunaan lemak trans kurang dari 1 persen dari total kalori dalam satu hari.

"Saat mengolah makanan, seringkali menggunakan tambahan lemak jenuh yang seharusnya sudah harus ikut dihitung dalam makanan kita," jelas Ida.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus