Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat (neurologis) di mana aktivitas otak menjadi tidak normal, menyebabkan kejang atau periode perilaku yang tidak biasa, sensasi, dan terkadang kehilangan kesadaran. Siapapun bisa terkena epilepsi, baik pria maupun wanita tanpa melihat ras, latar belakang etnis, maupun usia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala kejang dapat sangat bervariasi. Beberapa orang dengan epilepsi hanya menatap kosong selama beberapa detik selama kejang, sementara yang lain berulang kali menggerakkan lengan atau kaki mereka. Mengalami kejang tunggal tidak berarti Anda menderita epilepsi. Setidaknya dua kejang tak beralasan umumnya diperlukan untuk diagnosis epilepsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Epilepsy.com, berikut merupakan hal yang dapat menyebabkan epilepsi:
- Beberapa orang tanpa penyebab epilepsi yang diketahui mungkin memiliki bentuk genetik dari epilepsi. Satu atau lebih gen dapat menyebabkan epilepsi atau epilepsi mungkin disebabkan oleh cara kerja beberapa gen di otak. Hubungan antara gen dan kejang bisa sangat kompleks dan pengujian genetik belum tersedia untuk banyak bentuk epilepsi.
Sekitar 3 dari 10 orang mengalami perubahan dalam struktur otak mereka yang menyebabkan badai kejang listrik. - Beberapa anak kecil mungkin dilahirkan dengan perubahan struktural di area otak yang menimbulkan kejang. Sekitar 3 dari 10 anak dengan gangguan spektrum autisme mungkin juga mengalami kejang. Penyebab pasti dan hubungannya masih belum jelas.
- Infeksi otak juga merupakan penyebab umum epilepsi. Infeksi awal diobati dengan obat-obatan, tetapi infeksi dapat meninggalkan jaringan parut di otak yang menyebabkan kejang di lain waktu.
- Orang-orang dari segala usia dapat mengalami cedera kepala, meskipun cedera kepala parah paling sering terjadi pada orang dewasa muda.
- Pada usia paruh baya, stroke, tumor, dan cedera lebih sering terjadi.
- Pada orang di atas 65 tahun, stroke adalah penyebab paling umum dari kejang onset baru. Kondisi lain seperti penyakit Alzheimer atau kondisi lain yang memengaruhi fungsi otak juga dapat menyebabkan kejang.
Dikutip dari Uchicacomedicine.org, para ahli percaya bahwa dalam banyak kasus, kecenderungan genetik yang dikombinasikan dengan kondisi lingkungan dapat menyebabkan epilepsi.
Sekitar 30 sampai 40 persen epilepsi disebabkan oleh kecenderungan keturunan atau genetik. Kerabat tingkat pertama dari orang dengan epilepsi yang diturunkan memiliki risiko dua hingga empat kali lipat terkena epilepsi. Meskipun ada beberapa peningkatan risiko, penting untuk diingat bahwa risiko epilepsi secara keseluruhan pada anggota keluarga lainnya masih rendah.
VALMAI ALZENA KARLA