Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu prosedur pembedahan yang sering dilakukan kepada wanita adalah histerektomi. Prosedur ini akan mengangkat rahim ataupun leher rahim. Setiap wanita yang melakukan operasi ini memiliki alasan yang berbeda-beda. Namun, alasan yang paling sering disebabkan oleh beberapa penyakit, seperti leiomyoma, kanker serviks, nyeri hebat saat menstruasi, prolaps uterus, dan pendarahan vagina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat pasien wanita telah menderita sebuah penyakit yang sebelumnya sudah dijelaskan, ia harus menjalaninya. Sebab, prosedur tersebut akan membantu pasien menjalani hidup dengan nyaman. Terutama ketika penyakit yang dimilikinya adalah nyeri panggul dan pendarahan hebat. Selanjutnya, bagi penderita kanker, histerektomi akan menyelamatkan nyawa pasien.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Walaupun histerektomi memiliki banyak manfaat, prosedur pembedahan ini memiliki waktu pemulihan yang cukup lama. Lalu, pasien juga akan memiliki beberapa risiko dan efek samping permanen. Kedua hal itu akan bergantung pada jenis operasi yang dijalani. Dilansir dari clevelandclinic.org, kebanyakan wanita yang telah menjalani operasi ini tidak bisa hamil dan memasuki masa menopause.
Jenis-Jenis Histerektomi
1. Histerektomi Vagina
Prosedur ini akan mengangkat rahim melalui sayatan tepat di atas vagina. Histerektomi jenis ini memiliki kelebihan, yaitu lukanya yang tertutup sehingga tidak menimbulkan bekas luka yang dapat terlihat. Biasanya, histerektomi vagina dilakukan bagi wanita yang mengidap penyakit prolaps uterus. Pemulihan untuk prosedur ini membutuhkan waktu sekitar empat minggu.
2. Histerektomi Perut
Histerektomi jenis ini sering digunakan pada penderita kanker yang telah menjalar ke rahim atau area panggul. Rahim akan diangkat dengan sayatan di perut sepanjang 6-8 inci. Operasi ini akan memerlukan rawat inap sekitar dua atau tiga hari dan memiliki waktu pemulihan yang lama.
3. Histerektomi Laparoskopi
Laparoskop adalah alat operasi berupa tabung tipis yang memiliki kamera video di ujungnya. Alat ini akan dimasukkan ke sayatan kecil di area pusar, khususnya perut bagian bawah. Saat proses, seorang dokter bedah akan melakukan prosedur dengan melihat video melalui sebuah layar. Pemulihan dari operasi ini biasanya memakan waktu singkat dan pasien dibolehkan pulang pada hari yang sama setelah operasi.
4. Histerektomi Laparoskopi dengan Robot
Histerektomi laparopskopi akan menggunakan bantuan mesin robot. Laparoskop akan dimasukkan ke dalam perut pasien. Lalu, alat bedah akan dimasukkan melalui sayatan di sekitar pusar. Seorang dokter akan mengontrol lengan dan instrumen robot untuk melihat histerektomi pada layar 3 dimensi.
Pilihan Editor: Berbahayakah Miom bagi Kehamilan?