Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Awas Kaki Gajah, Bisa Ditularkan Semua Jenis Nyamuk

Bukan cuma demam berdarah dan malaria, penyakit kaki gajah juga ditularkan oleh nyamuk.

17 Maret 2019 | 12.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bukan cuma demam berdarah dan malaria, penyakit kaki gajah juga ditularkan oleh nyamuk. Tidak seperti DBD dan malaria yang hanya ditularkan melalui satu jenis nyamuk, penyakit kaki gajah dapat ditularkan semua jenis nyamuk.

Baca: Kaki Gajah Bisa Sembuh dengan Laserpuntur?

Hal itu diungkapkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. Menurut dia, penyakit ini disebabkan oleh parasit atau cacing filarial yang mulanya bisa dari kera atau kucing, kemudian ditularkan melalui gigitan nyamuk ke manusia.

Bukan hanya dari binatang ke manusia, nyamuk juga menularkannya dari manusia ke manusia.

Menurut Nadia, di dalam tubuh manusia larva infektif tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan dapat menghasilkan jutaan anak cacing atau mikrofilaria. “Cacing dewasa itu akan hidup di saluran dan kelenjar getah bening sehingga dapat menyebabkan penyumbatan hingga akhirnya menjadi cacat menetap,” kata Nadia di ruang kerjanya, seperti dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Jumat, 15 Maret 2019.

Ketika sudah terinfeksi, penderita menunjukkan beberapa gejala. Awalnya berupa demam berulang kurang lebih 1 sampai 2 kali setiap bulan bila bekerja berat, namun dapat sembuh tanpa diobati. Timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa ada luka.

Dalam kondisi lebih lanjut, terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki, tangan, atau payudara. Lama kelamaan pembesaran itu jadi cacat menetap.

“Penyakit ini penting untuk dieliminasi karena kecacatan yang ditimbulkannya dapat menyebabkan penderita tidak produktif sehingga timbul kerugian ekonomi yang cukup besar,” katanya.

Bagaimana mencegah dan mengobatinya? Selain menggunakan pemberian obat pencegahan masal (POPM), masyarakat dapat mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu saat tidur, menutup ventilasi rumah dengan kawat kassa, dan menggunakan antinyamuk.

Lalu jika sudah terkena, cuci bagian tubuh yang bengkak dengan air bersih dan sabun, beri salep antibiotik/antijamur sesuai indikasi untuk mencegah dan membatasi kecacatan dengan penatalaksanaan kasus filariasis.

Pada 2018, dilaporkan terdapat 12.677 kasus klinis kronis filariasis di 34 provinsi di Indonesia.

Baca1,3 Juta Warga Subang Harus Minum Obat Anti-Kaki Gajah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus