Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Awas, Penyakit Ginjal Kronis Sering tanpa Gejala di Awal

Dokter mengatakan penyakit ginjal kronis tahap awal sering tidak menimbulkan gejala apapun. Ini yang perlu diperhatikan.

10 Maret 2023 | 19.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi ginjal. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi Pringgodigdo Nugroho mengatakan penyakit ginjal kronis tahap awal sering tidak menimbulkan gejala apapun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sebenarnya, kalau fungsi ginjal menurun sedikit itu pasien tidak merasakan gejala. Bahkan, kasarnya fungsi ginjal menurun 25 persen itu tidak ada gejala," kata dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menjelaskan dalam keadaan normal daya cadang ginjal manusia adalah empat kali kebutuhan tubuh dalam melakukan ekskresi atau penyaringan racun. Kemampuan itulah yang menyebabkan orang tidak mengalami keluhan apapun meski ginjalnya mengalami penurunan fungsi. Akibatnya, banyak pasien yang baru berobat ke dokter dan langsung didiagnosis menderita gagal ginjal.

"Banyak yang bilang kalau selama ini merasa sehat-sehat saja tapi kenapa tiba-tiba gagal ginjal? Padahal, kalau gangguan kecil itu memang tidak ada keluhan, ketika masuk gagal ginjal baru muncul keluhan-keluhan yang membahayakan," kata dokter yang juga berpraktik di RS PELNI itu.

Ia mengatakan perlu peningkatan kewaspadaan terhadap kondisi kesehatan ginjal, di antaranya dengan deteksi dini dan memahami faktor risiko gangguan ginjal. Faktor risiko utama gangguan ginjal menurut data dari Indonesian Renal Registry (IRR) adalah diabetes, hipertensi, peradangan ginjal, riwayat keluarga, dan gaya hidup yang tidak sehat.

Pengaruh gula darah tinggi
Gangguan metabolisme karbohidrat pada diabetes membuat gula tidak bisa dimanfaatkan oleh sel-sel tubuh. Gula darah tinggi mengganggu organ tubuh lain, termasuk ginjal. Gangguan ginjal itu ditandai dengan keberadaan albumin di urine, yang pada kondisi normal tidak ada. Salah satu ciri kandungan albumin tinggi adalah urine berbusa.

Deteksi dini gangguan ginjal dapat dilakukan dengan cek di fasilitas kesehatan. Pemeriksaan penting dilakukan, terutama jika memiliki salah satu atau lebih faktor risiko. Pringgo menuturkan upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan ginjal adalah menerapkan gaya hidup sehat dengan diet seimbang, termasuk cukup minum air putih.

"Memang, minum merupakan salah satu komponen utama dalam menjaga kesehatan ginjal. Kata kuncinya adalah cukup. Kalau kurang minum meningkatkan risiko infeksi saluran kemih dan batu ginjal. Begitu juga kalau terlalu banyak, akan berbahaya," tegasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus