Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO,CO, Jakarta - Paparan sinar matahari pagi dapat membantu tubuh menghasilkan vitamin D secara alami. Namun, berjemur sinar matahari terlalu lama juga dapat menimbulkan risiko kesehatan, seperti ruam pada kulit, yang kadang dibarengi rasa panas dan gatal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, terlalu lama terpapar sinar matahari juga mampu menyebabkan kulit terbakar, yang dapat mempengaruhi seluruh bagian tubuh. Dalam artikel yang terbit di Family Doctor, setidaknya ada lima pengaruh negatif terlalu lama terpapar sinar matahari, meliputi:
- Perubahan kulit, beberapa sel kulit dengan melanin dapat membentuk gumpalan dan menciptakan bintik-bintik tahi lalat saat terlalu lama terpapar sinar matahari. Seiring waktu, kondisi ini juga dapat memicu terjadinya kanker.
- Penuaan dini, terlalu lama terpapar sinar matahari dapat membuat kulit lebih cepat tua dari semestinya. Tandanya meliputi kulit keriput, kencang, atau kasar, dan terdapat bintik-bintik gelap.
- Menurunkan sistem kekebalan tubuh, saat kulit terbakar sinar matahari, sel darah putih membantu membuat sel baru, namun kondisi ini dapat berisiko pada bagian tubuh lainnya.
- Cedera mata, sinar UV dari matahari dapat merusak jaringan di mata, mereka dapat membakar lapisan luar kornea, juga dapat mengaburkan penglihatan. Seiring waktu, kondisi ini dapat berubah menjadi katarak, bahkan kebutaan apabila tak ditangani.
- Kanker kulit yang dapat menyebar ke area lain di tubuh, terutama jika tidak diobati.
Mengutip artikel Healthline, apabila tidak memiliki komplikasi paparan sinar matahari, seseorang bisa berjemur tanpa tabir surya sampai 20 menit setiap hari. Namun, untuk mengurangi risiko terbakar, lebih baik berjemur dalam durasi 5 sampai 10 menit. Selain itu, efek berjemur di bawah matahari juga bisa berbeda-beda, karena kualitas udara yang buruk dapat menghalangi sebagaian sinar UV.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara, bagi ibu hamil, berjemur berpotensi menyebabkan dehidrasi dan menyebabkan kehamilan lebih lama. Saran peneliti, untuk menghindari risiko, ibu hamil dapat konsultasi dahulu pada dokter apabila ingin rutin berjemur di bawah sinar matahari.
DELFI ANA HARAHAP