Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes tipe 2 ditandai tubuh yang menjadi kurang responsif terhadap insulin, hormon yang bertanggung jawab mengatur kadar gula darah. Entah tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau sel tidak dapat menggunakannya, hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dalam tubuh, yang seiring waktu dapat mempengaruhi jantung, mata, ginjal, dan sistem saraf.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang yang sudah didiagnosis diabetes tipe 2 tidak dapat disembuhkan namun bisa dikelola. Diabetes tipe 2 umumnya didiagnosis pada orang dewasa paruh baya atau lebih tua. Tapi, kondisi ini juga dapat mempengaruhi anak-anak dan remaja jika mengalami obesitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam dua dekade terakhir, diabetes tipe 2 telah menjadi masalah kesehatan yang menonjol dan mempengaruhi sebagian besar populasi di atas 50 tahun. Baik pria maupun wanita sama-sama rentan mengalami gangguan metabolisme. Namun, dalam hal gejala dan komplikasi, jenis kelamin berperan penting.
Dari sisi jenis kelamin, pria dua kali lebih mungkin terkena diabetes tipe 2 dibanding wanita. Sesuai penelitian, alasan umum di baliknya adalah perbedaan distribusi lemak dalam tubuh. Melansir Times of India, beberapa penelitian menunjukkan karena menumpuk lebih banyak lemak di bagian tengah (lemak visceral), pria lebih rentan mengembangkan kondisi ini.
Wanita, di sisi lain, cenderung menyimpan sebagian besar lemak di daerah kaki dan pinggul, yang dikenal sebagai lemak subkutan. Lemak visceral lebih berbahaya bagi kesehatan dan aktif secara metabolik daripada lemak subkutan. Itulah yang meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dan kondisi metabolisme lain pada pria. Ini juga menyiratkan bahkan jika mengalami obesitas, wanita secara metabolik lebih sehat daripada pria. Bahkan, jika memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang sama, pria lebih mungkin terkena diabetes dibanding wanita.
Faktor lain yang membuat pria lebih mungkin terkena diabetes termasuk konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok. Meskipun lebih tahan terhadap diabetes, wanita lebih mungkin mengembangkan komplikasi parah setelah didiagnosis diabetes dibanding pria.
Penelitian menunjukkan wanita lebih proaktif dalam mengelola kondisi daripada pria, tapi hormon seks meningkatkan risiko komplikasi. Ketika diabetes dibiarkan dan tidak dikelola untuk waktu yang lama dapat menyebabkan masalah jantung, penyakit ginjal, stroke, depresi, dan kecemasan.
Tingkat gula darah yang tinggi dalam tubuh mengurangi efek perlindungan dari estrogen dalam tubuh wanita, meningkatkan kemungkinan mengembangkan komplikasi yang berhubungan dengan kesehatan. Meskipun diabetes tipe 2 mempengaruhi pria dan wanita secara berbeda, pengobatan untuk keduanya tetap sama.
Untuk mengelola gejala tipe 2, sangat penting untuk mengecek kadar gula darah secara teratur. Selain itu, makan lebih banyak makanan sehat dan bergizi, berolahraga secara teratur, dan menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu mengelola gejala diabetes tipe 2.
Baca juga: Tanda Diabetes yang Muncul di Kaki