Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelelahan sering disebut sebagai penyebab seseorang terserang penyakit tipes atau demam tifoid. Ungkapan ini tidak benar karena kelelahan merupakan gejala yang timbul akibat demam tifoid, bukan penyebabnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari World Health Organization (WHO), demam tifoid adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini biasanya menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Setelah dicerna, bakteri ini berkembang biak dan menyebar ke aliran darah dan saluran usus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala demam tifoid termasuk demam tinggi yang berkepanjangan, kelelahan, sakit kepala, mual, sakit perut, dan sembelit atau diare. Beberapa penderita mungkin juga akan mengalami ruam. Kasus yang parah dapat menyebabkan komplikasi serius atau bahkan kematian.
Dilansir dari Healthline, Salmonella typhi bukan bakteri yang sama yang menyebabkan penyakit bawaan makanan salmonellosis (salmonella). Metode utama penularan bakteri ini adalah rute oral-fecal. Selain melalui makanan dan air, bakteri ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan orang yang memiliki infeksi tipes.
Beberapa daerah yang memiliki risiko lebih tinggi terserang tipes yaitu Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara. Di seluruh dunia, demam tifoid mempengaruhi sekitar 11 juta hingga 20 juta orang per tahun.
Bagi kebanyakan orang dengan kesehatan yang baik, vaksin tifoid tidak diperlukan. Tetapi dokter akan merekomendasikan vaksin jika seseorang:
- Tidak menunjukkan gejala tetapi masih dapat menyebarkan bakteri yang menyebabkan tifus
- Dalam kontak dekat dengan operator
- Bepergian ke negara di mana tipes adalah hal biasa
- Seorang pekerja laboratorium yang mungkin bersentuhan dengan S. typhi.
Vaksin tifoid efektif untuk mengobati sebanyak 50-80 persen. Vaksin ini hadir dengan dua bentuk, yaitu:
1. Vaksin tifoid yang tidak aktif.
Vaksin ini adalah suntikan satu dosis. Ini bukan untuk anak-anak di bawah 2 tahun, dan butuh sekitar 2 minggu untuk bekerja. Seseorang harus mendapatkan dosis booster setiap 2 tahun.
2. Vaksin tifoid hidup
Vaksin ini bukan untuk anak-anak di bawah usia 6 tahun. Ini adalah vaksin oral yang diberikan dalam 4 dosis, terpisah selama 2 hari. Dibutuhkan setidaknya satu minggu setelah dosis terakhir untuk bekerja. Seseorang harus mendapatkan booster setiap 5 tahun.
Pilihan Editor: Ketahui 6 Cara Mencegah Penyakit Tipes