Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Benarkah Makan Cokelat Sebabkan Kerusakan Gigi Anak?

Cokelat asli yang terbuat dari biji kokoa tanpa ada tambahan susu dan gula tak merusak gigi.

15 Januari 2022 | 10.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi cokelat (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang tua melarang anaknya mengkonsumsi cokelat dengan alasan makanan tersebut berpotensi menyebabkan kerusakan gigi. Benarkah cokelat merusak gigi anak?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Coklat yang dijual di pasaran memiliki beragam jenis. Umumnya yang paling sering ditemui adalah jenis cokelat batangan. Jenis cokelat ini memiliki rasa khas yang manis karena sudah diberi tambahan rasa, seperti susu dan gula

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adanya tambahan gula inilah yang kemudian menjadi basis mitos tersebut dipercaya oleh orang tua. Dilansir dari healthinfo.healthengine.com, salah satu penyebab utama timbulnya kerusakan gigi pada anak adalah karena konsumsi berlebih terhadap jenis makanan yang mengandung gula.

Melansir dari freyabadi.com, rasa asli cokelat bukan manis, melainkan pahit. Hal itu disebabkan karena bahan utama pembuatan cokelat murni berasal dari biji kokoa. Jenis produk cokelat jenis ini di pasaran, yaitu bernama cokelat hitam atau dark chocolate. 

Ciri khas utamanya terkandung pasta cokelat yang tinggi hingga mencapai 90 persen. Warna dari cokelat hitam ini sangat pekat dan tentu saja rasanya pahit karena murni dari bahan baku cokelat alias tidak diberi tambahan gula. Biasanya, jenis cokelat hitam ini digunakan untuk bahan olahan masakan sebelum dihidangkan ke anak. 

Namun belakangan ini sebuah penelitian yang dilakukan oleh Takashi Ooshima, dkk., dari Osaka University membuktikan bahwa cokelat hitam sangat bermanfaat untuk kesehatan, terutama gigi. Sebab, biji kokoa sebagai pembuat cokelat mengandung senyawa antibakteri yang dapat menghambat perlekatan bakteri di permukaan luar gigi. 

Oshima melakukan rangkaian percobaan dengan menambahkan ekstrak biji kokoa yang masih mengandung kulit pada kultur bakteri S. Mutans. Hasilnya, ekstrak tersebut dapat menghambat produksi Glukan oleh bakteri yang dibutuhkan untuk perlekatan bakteri tersebut ke permukaan gigi.

Hal serupa juga dilakukan oleh peneliti dari University of Tulane, Arman Sadeghpour, yang mampu menunjukkan bahwa ekstrak biji kokoa, bahkan dasar cokelat, dapat lebih efektif daripada fluor dalam melawan lubang gigi. Bahkan ia bersama timnya kemudian mengembangkan cokelat menjadi produk pasta gigi. 

HARIS SETYAWAN


Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus