Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bersih sebelum dimakam

Pasar disarankan supaya bersih. hati-hati terhadap peralatan pedagang yang mungkin memindahkan kuman penyakit ke dalam makanan yang akan dibeli. bahan makanan mentah, simpan dalam alat pendingin. (ksh)

24 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MELIHAT keadaan pusat perbelanjaan dan pasar yang serba terbuka di sini, tampaknya orang telah membawa pulang berbagai kuman penyakit yang mungkin menempel di barang belanjaan -- seperti daging, ikan, sayur-mayur dan buah-buahan. Tentu saja di antara barang belanjaan itu tak ada yang dimakan mentah-mentah, namun kelengahan bisa membuat kuman dari daging misalnya berpindah ke makanan jadi tanpa disengaja. Sebutkanlah misalnya kelalaian seorang ibu yang telah memotongkan kue untuk anaknya dengan pisau yang baru digunakan untuk mencincang daging. Untuk menjamin kesehatan keluarga tak-bisa-tidak keadaan pasar yang jorok ini memang perlu diperbaiki. Membuat barang dagangan sebersih mungkin memang agak mustahil. Tapi kerubungan lalat setidak-tidaknya bisa dihalau. "Lalat-lalat ini memang keterlaluan banyaknya di pasar. Tetapi dengan perbaikan pasar, terutama di Jakarta ini, lalat banyak berkurang. Kawat-kawat kasar sudah dipasang untuk kios-kios pedagang daging dan ikan. Tinggal kini meningkatkan pengetahuan pedagang mengenai masalah kebersihan", kata dra Aida Noeh, ahli gizi yang sering muncul di layar tivi dan bekerja untuk CARE, sebuah badan dari AS untuk menolong perbaikan gizi di negara-negara sedang berkembang. Tambahan pengetahuan untuk pedagang itu misalnya tentang cara membuang darah. Ayam yang dipotong pada saat tawar-menawar sudah jadi, biasanya dikurung di peti khusus untuk mencegah jangan sampai darah dari leher ayam itu membersit ke mana-mana. Berbulan-bulan lamanya peti penyekap itu tak pernah dicuci sampai darah sudah menghitam. Menurut Aida, andainya peti tersebut terbuat dari rotan tak jadi soal. Tapi kalau ada sedikit saja besi di situ yang bisa berkarat, besar kemungkinan tetanus bisa ditularkan dari sana. Dia juga sangat risau dengan keadaan di mana alat pembungkus di berbagai pasar berupa kertas-kertas bekas yang dipungut dari tempat-tempat sampah. "Meskipun tak ada laporan mengenai penyakit yang timbul dari keadaan seperti ini, namun bisa dibayangkan akibatnya", ujarnya. Jasad-Renik Temperatur yang panas dan lembab di sini membikin pertumbuhan kuman lebih cepat dan membuat buah-buahan cepat busuk, membikin gemuk dan minyak cepat rusak. Karena itulah mereka yang menyimpan daging dalam jumlah besar perlu mendinginkannya dengan lemari es atau es batangan yang cukup. Begitu pula agar menghindarkan penyimpanan daging dalam gumpalan besar, sebab proses men- dinginnya lebih lama. Bagi mereka yang memiliki lemari es, Aida Noeh menganjurkan supaya meletakkan daging mentah di tempat yang paling dingin. 'Karena hanya di tempat yang paling dingin kuman akan berhenti berkembang biak dan jangan sekali-kali meletak- kannya di tempat yang kurang dingin", katanya. Bagi mereka yang memiliki lemari es, katanya, dapat menghindari menguapnya vitamin C pada sayur dan buah-buahan dengan membungkusnya dengan plastik atau dimasukkan ke dalam bejana tertentu. Lemari es di sini belum membangkitkan persoalan. Tetapi di Australia misalnya orang mulai memperhitungkan baik-baik cara penggunaan alat pendingin ini. Di sana para ahli kesehatan menasehatkan supaya orang jangan meletakkan daging mentah di atas makanan jadi, sebab menurut mereka kuman dari daging itu akan lompat ke makanan jadi yang terletak di bawahnya. Yang jadi soal di sini baru dalam hal menghadapi kemungkinan-matinya listrik yang membuat pemakai jadi kelabakan. Jika demikian halnya makanan mentah tadi sebaiknya cepat-cepat dimasak saja. Pengotoran makanan bisa juga datang dari alat dapur. Sendok-garpu tembaga misalnya bisa menjadi biang penyakit. Sebab alat ini sering menunjukkan endapan berwarna kehijauan. Tetapi untunglah alat-alat dapur sekarang sudah beralih seluruhnya ke aluminium dan baja tahan karat. Beberapa makanan botol sebagaimana dikatakan Aida Noeh, memang masih bisa membuat karat. "Kecap misalnya. Untuk kebersihan, tutupnya sekali dibuka sebaiknya langsung dibuang dan diganti dengan penutup yang tidak berkarat", katanya. Bagi mereka yang sering membeli makanan kaleng dianjurkan untuk memperhatikan apakah bejana itu mulai berkarat. "Sejauh karat itu baru tertempel di luar tak jadi soal. Tapi kalau kaleng sudah menggelembung tak ada ampun lagi supaya jangan dibeli", nasehatnya. Karena gelembung itu adalah akibat pertumbuhan jasad-jasad renik di dalam kaleng.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus