MELIHAT keadaan pusat perbelanjaan dan pasar yang serba terbuka
di sini, tampaknya orang telah membawa pulang berbagai kuman
penyakit yang mungkin menempel di barang belanjaan -- seperti
daging, ikan, sayur-mayur dan buah-buahan. Tentu saja di antara
barang belanjaan itu tak ada yang dimakan mentah-mentah, namun
kelengahan bisa membuat kuman dari daging misalnya berpindah ke
makanan jadi tanpa disengaja. Sebutkanlah misalnya kelalaian
seorang ibu yang telah memotongkan kue untuk anaknya dengan
pisau yang baru digunakan untuk mencincang daging.
Untuk menjamin kesehatan keluarga tak-bisa-tidak keadaan pasar
yang jorok ini memang perlu diperbaiki. Membuat barang dagangan
sebersih mungkin memang agak mustahil. Tapi kerubungan lalat
setidak-tidaknya bisa dihalau. "Lalat-lalat ini memang
keterlaluan banyaknya di pasar. Tetapi dengan perbaikan pasar,
terutama di Jakarta ini, lalat banyak berkurang. Kawat-kawat
kasar sudah dipasang untuk kios-kios pedagang daging dan ikan.
Tinggal kini meningkatkan pengetahuan pedagang mengenai masalah
kebersihan", kata dra Aida Noeh, ahli gizi yang sering muncul di
layar tivi dan bekerja untuk CARE, sebuah badan dari AS untuk
menolong perbaikan gizi di negara-negara sedang berkembang.
Tambahan pengetahuan untuk pedagang itu misalnya tentang cara
membuang darah. Ayam yang dipotong pada saat tawar-menawar sudah
jadi, biasanya dikurung di peti khusus untuk mencegah jangan
sampai darah dari leher ayam itu membersit ke mana-mana.
Berbulan-bulan lamanya peti penyekap itu tak pernah dicuci
sampai darah sudah menghitam. Menurut Aida, andainya peti
tersebut terbuat dari rotan tak jadi soal. Tapi kalau ada
sedikit saja besi di situ yang bisa berkarat, besar kemungkinan
tetanus bisa ditularkan dari sana. Dia juga sangat risau dengan
keadaan di mana alat pembungkus di berbagai pasar berupa
kertas-kertas bekas yang dipungut dari tempat-tempat sampah.
"Meskipun tak ada laporan mengenai penyakit yang timbul dari
keadaan seperti ini, namun bisa dibayangkan akibatnya", ujarnya.
Jasad-Renik
Temperatur yang panas dan lembab di sini membikin pertumbuhan
kuman lebih cepat dan membuat buah-buahan cepat busuk, membikin
gemuk dan minyak cepat rusak. Karena itulah mereka yang
menyimpan daging dalam jumlah besar perlu mendinginkannya dengan
lemari es atau es batangan yang cukup. Begitu pula agar
menghindarkan penyimpanan daging dalam gumpalan besar, sebab
proses men- dinginnya lebih lama. Bagi mereka yang memiliki
lemari es, Aida Noeh menganjurkan supaya meletakkan daging
mentah di tempat yang paling dingin. 'Karena hanya di tempat
yang paling dingin kuman akan berhenti berkembang biak dan
jangan sekali-kali meletak- kannya di tempat yang kurang
dingin", katanya. Bagi mereka yang memiliki lemari es, katanya,
dapat menghindari menguapnya vitamin C pada sayur dan
buah-buahan dengan membungkusnya dengan plastik atau dimasukkan
ke dalam bejana tertentu.
Lemari es di sini belum membangkitkan persoalan. Tetapi di
Australia misalnya orang mulai memperhitungkan baik-baik cara
penggunaan alat pendingin ini. Di sana para ahli kesehatan
menasehatkan supaya orang jangan meletakkan daging mentah di
atas makanan jadi, sebab menurut mereka kuman dari daging itu
akan lompat ke makanan jadi yang terletak di bawahnya. Yang jadi
soal di sini baru dalam hal menghadapi kemungkinan-matinya
listrik yang membuat pemakai jadi kelabakan. Jika demikian
halnya makanan mentah tadi sebaiknya cepat-cepat dimasak saja.
Pengotoran makanan bisa juga datang dari alat dapur.
Sendok-garpu tembaga misalnya bisa menjadi biang penyakit. Sebab
alat ini sering menunjukkan endapan berwarna kehijauan. Tetapi
untunglah alat-alat dapur sekarang sudah beralih seluruhnya ke
aluminium dan baja tahan karat. Beberapa makanan botol
sebagaimana dikatakan Aida Noeh, memang masih bisa membuat
karat. "Kecap misalnya. Untuk kebersihan, tutupnya sekali dibuka
sebaiknya langsung dibuang dan diganti dengan penutup yang tidak
berkarat", katanya. Bagi mereka yang sering membeli makanan
kaleng dianjurkan untuk memperhatikan apakah bejana itu mulai
berkarat. "Sejauh karat itu baru tertempel di luar tak jadi
soal. Tapi kalau kaleng sudah menggelembung tak ada ampun lagi
supaya jangan dibeli", nasehatnya. Karena gelembung itu adalah
akibat pertumbuhan jasad-jasad renik di dalam kaleng.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini