Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Cegah Lansia di Rumah Sendirian, Ada Istana Lansia di Solok

Dinas Sosial Kota Solok membuat program penitipan lansia untuk mencegah lansia ditinggal sendirian di rumah.

12 Desember 2018 | 20.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pasangan lansia/kakek-nenek. Freepix.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bekasi - Rahmad Budi Setiawan beberapa kali membaca berita tentang orang lanjut usia (lansia) yang membuatnya sedih. Ada suatu kebakaran yang tidak sengaja dilakukan seorang lansia. Lansia yang tinggal sendiri di rumah lupa mematikan api kompornya, sehingga terjadi kebakaran. Ada pula beberapa berita yang menyatakan bahwa orang tua sempat meninggal di rumahnya sendirian. "Lansia itu baru diketahui sudah meninggal setelah anaknya pulang dari kerja, sore harinya," kata Budi kepada Tempo pada Selasa 11 Desember 2018 pada Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Ramah Lanjut Usia di Bekasi.

Baca: Pentingnya Generasi Milenial Investasi untuk Pensiun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masalah orang tua yang tinggal sendirian di rumah, ternyata juga dialami orang tua di Solok, Sumatera Barat. Budi yang juga kepala Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial Dinas Sosial Kota Solok, Sumatera Barat akhirnya mencetus Istana Lansia Serambi Madinah. "Ini tempat yang menjadi penitipan orang tua bila anak-anak mereka bekerja," kata Budi.
Lansia sedang senam di Istana Lansia Serambi Madinah/Dinas Sosial Kota Solok

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Budi, membuat penitipan lansia menjadi salah satu solusi yang bisa menangani masalah orang tua yang sering dikurung sendirian di rumah. Ia mengatakan beberapa kali ia mendengar, orang tua yang sudah sepuh dikunci oleh anaknya di dalam rumah. "Agar orang tuanya tidak keluyuran di jalanan, dia dikunci di dalam rumah. Sementara anak-anaknya bekerja," kata Budi.

Ketika lansia sendirian di rumah, mereka bisa saja menyalakan kompor dan lupa mematikannya karena pikun. Lain waktu, bisa saja orang tua kesepian menghabiskan waktunya. "Karena itu, kami kumpulkan mereka di Istana Lansia Serambi Madinah ini. Mereka berkegiatan dengan teman-teman seusianya di tempat ini," kata Budi.

Walau baru dirilis Oktober 2018, sebenarnya kegiatan ini banyak sekali peminat. Namun karena keterbatasan sarana, baru 24 orang lansia yang ikut kegiatan Istana Lansia Serambi Madinah ini. Para lansia yang semuanya berusia di atas 60 tahun itu biasanya dijemput pukul 7.30 dan dipulangkan oleh tim dinas sosial setempat pada 15.30 kepada keluarga masing-masing.

Lansia sedang dijemput tim Istana Lansia Serambi Madinah/Dinas Sosial Kota Solok

Untuk menghindari berbagai masalah pikun, orang tua akan melakukan senam lansia bersama. Mereka juga akan mengaji dan mendapatkan siraman rohani. Mereka pun bisa beristirahat siang, juga diberi makan besar sekali serta makanan ringan dua kali. Tidak hanya itu, mereka juga memberikan pelayanan cek kesehatan gratis, seperti pengecekan tensi dan kolesterol. "Semua pelayanan ini gratis kami berikan," kata Budi.

Baca: Menghadapi Penuaan Populasi

Setiap sebulan sekali, para lansia ini juga diajak berwisata ke beberapa tempat di kawasan Kota Solok. "Misalnya kami jalan-jalan ke masjid Agung. Ternyata belum semua dari lansia ini yang pernah ke masjid Agung itu," kata Budi.

Lansia sedang cek kesehatan di Istana Lansia Serambi Madinah/Dinas Sosial Solok

Gedung tempat kegiatan pada lansia ini sebenarnya merupakan bangunan sekolah yang tidak digunakan. Para pengisi kegiatan pun merupakan para pendamping dinas sosial dan relawan setempat. Mereka menentukan lansia yang bisa tinggal di istana penitipan itu adalah orang tua yang benar-benar terlantar. "Syaratnya tidak ada keluarga yang bisa menemani mereka. Lansia ini pun tidak hanya berasal dari masyarakat ekonomi ke bawah saja, tapi masyarakat ekonomi menengah ke atas juga ada yang ikut," kata Budi yang menekankan para lansia membutuhkan interaksi sosial.

Budi mengklaim keluarga lansia peserta Istana Lansia Serambi Madinah ini merasa terbantu dengan kegiatan Budi dan timnya. "Anak-anak mereka bisa bekerja dengan lebih tenang dan terfokus sehingga tidak terlalu khawatir memikirkan orang tuanya," kata Budi. Anak-anak para lansia ini rata-rata bekerja sebagai petani, pedagang, dan juga pegawai kantoran," kata Budi.

Baca: Protein Memperlambat Disabilitas pada Lansia

Ketua Yayasan Swastisvarna, yayasan yang fokus membuat lansia, Adhi Santika mendukung adanya kegiatan Istana Lansia Serambi Madinah yang ada di Solok itu. Namun ia mengatakan alangkah baiknya, lansia diurus oleh keluarga dan masyarakat sekitar. "Kegiatan itu bagus, bila keluarga tidak bisa menangani lansia. Tapi, sebenarnya bisa saja komunitas lingkungan terdekat seperti RT atau RW yang menangani masalah lansia di sekitar mereka," kata Adhi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus