Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Cek Fakta Soal Mandi Malam yang Dianggap Menyebabkan Rematik

Mandi malam sering dikambinghitamkan sebagai penyebab rematik. Benarkah?

27 Agustus 2021 | 20.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mandi malam sering dianggap biang kerok yang menyebabkan radang sendi (Arthritis) atau biasa disebut rematik. Padahal, menurut dr Sandra Langow SpPD-KR, Internis Konsultan Reumatologi (Rheumatologist) dari Siloam Hospital Lippo Village, belum ada penelitian yang menunjukkan hubungan sebab akibat antara mandi malam dan radang sendi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dr Rizasyah Daud, Dr. M.Sc., SpPD-KR, FINASIM, yang fokus pada penyakit dalam menjelaskan rematik adalah istilah untuk menggambarkan terjadinya gangguan sendi, otot, atau jaringan lunak. Biasanya, rematik berawal dari gejala encok, pegal, dan ngilu pada tulang yang terkadang disertai dengan rasa letih dan lesu yang berlebihan. “Bahkan, pada beberapa kasus penderita akan mengalami kejang otot dan nyeri pinggang yang menyakitkan,” kata Rizasyah dari laman reumatologi.or.id.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejauh ini, penelitian tentang hubungan cuaca dan nyeri sendi dilakukan Steffen D pada 2016 yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara nyeri pinggang dan cuaca, termasuk kelembaban, hujan, arah angin dan temperatur. Penelitian lain dari Jena AB pada 2017 juga menyimpulkan hal yang sama bahwa tidak ada hubungan antara musim hujan dan nyeri punggung.

Menurut Sandra, pada orang tertentu sangat mungkin cuaca dingin dan lama bisa memperburuk nyeri sendi yang sudah dialaminya. Tetapi, jangan langsung berpikir bahwa semua nyeri sendi disebabkan oleh mandi malam karena ini adalah pola pikir yang salah yang dapat menyebabkan orang tidak mencari lebih jauh lagi penyebab nyeri sendinya. Akibatnya terjadi keterlambatan diagnosis penyakit rematik.

Sandra kemudian mengatakan bahwa berendam air hangat sebelum tidur bisa mengurangi nyeri sendi meskipun respon orang mengenai hal ini bisa berbeda-beda antara orang yang satu dengan orang yang lain. Karena itu, ia kemudian menyarankan untuk segera berobat ke dokter jika terdapat nyeri sendiri lebih dari 2 minggu, apalagi jika disertai dengan keluhan fisik lainnya.

NAUFAL RIDHWAN ALY 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus