Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Dermatitis Atopik Bisa Terjadi di Wajah, Siku, dan Lutut Bayi

Dermatitis atopik berpotensi menyerang anak, bahkan sejak bayi. Penyakit ini terlihat di wajah, siku dan lutut anak.

23 Agustus 2019 | 07.45 WIB

Ilustrasi dermatitis atopik pada dewasa. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi dermatitis atopik pada dewasa. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis kulit dan kelamin, Anthony Handoko Dermatitis, mengatakan dermatitis atopik berpotensi menyerang anak, bahkan sejak bayi. Karena itu, menurut Anthony, orang tua beserta anggota keluarga lainnya harus peka untuk mencegah penyakit itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anthony mengungkapkan, pada pasien bayi, lokasi DA bisa dilihat pada wajah, siku, dan lutut. Sementara itu, pada anak biasa terlihat di lipatan siku, lipatan lutut, leher, seputar mata, dan seputar bibir. Pengobatan pada anak bervariasi, dari terapi topikal, oral, hingga penyinaran (phototherapy).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pilihan terapi topikal utama adalah kortikosteroid dan pelembap di bawah pengawasan dokter spesialis kulit. Selain itu, terdapat alternatif bagi terapi topikal, yaitu tacrolimus dan pimecrolimus dengan harga lebih mahal. Terapi oral pada penderita DA anak diberikan dalam kondisi khusus, antara lain saat infeksi. Pengobatan oral akan mengurangi rasa gatal dan meningkatkan daya tahan.

Anthony menuturkan dermatitis atopik sering muncul bersamaan dengan kondisi penyakit lain, seperti asma paru dan alergi rhinitis, sehingga biasa disebut triad atopik. Penyakit ini muncul dengan gejala gatal, ruam kemerahan, dan penebalan kulit. Kulit penderita DA juga cenderung bersifat kering dan hipersensitif, serta rentan terhadap benda asing atau alergen, misalnya debu.

Anthony menegaskan pentingnya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit jika melihat gejalanya. "Semakin cepat diobati, akan semakin baik hasilnya," ujar dia saat ditemui di tempat yang sama.

Kondisi kulit yang hipersensitif juga membuat penderitanya mudah terjangkit penyakit kulit lain yang disebabkan oleh bakteri, jamur, atau infeksi virus. Kualitas hidup penderita dermatitis atopik akan terganggu karena rasa gatal dan bisa menyebabkan gangguan tidur atau pekerjaan. Penampilan kulit juga menjadi kurang elok, seperti penebalan kulit dan warna kulit lebih gelap atau terang. Biasanya terdapat bekas garukan hingga luka atau parut pada kulit.

Namun Anthony mempermaklumkan bahwa ada kesamaan antara dermatitis atopik dan eczema atau eksim, tapi perbedaannya terletak pada alergi. Ia menjelaskan, tidak semua atopik itu alergi, karena banyak orang mengasosiasikan rasa gatal pada kulitnya sebagai alergi. "Dermatitis atopik itu gejalanya gatal, belum tentu alergi. Pemicu DA salah satunya adalah bahan eksternal, yang disebut alergen."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus