Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - COVID-19 Subvarian XBB 1.5 atau Kraken dideteksi di Indonesia pada 11 Januari 2023 menggunakan metode genom sequencing di fasilitas laboratorium pemerintah. Pasien diketahui masuk Indonesia pada 6 Januari 2023 lewat Jakarta kemudian menuju Balikpapan pada 7 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Masdalina Pane, mengingatkan pentingnya pengurutan genom menyeluruh (whole genome sequencing/WGS) untuk mendeteksi COVID-19 subvarian baru. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kraken merupakan subvarian Omicron dari perkawinan sejumlah varian pendahulunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mengingat masih bermunculan subvarian baru seperti subvarian Omicron XBB 1.5 atau Kraken maka perlu terus meningkatkan pengurutan genom menyeluruh," kata Masdalina.
Terapkan protokol kesehatan
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) itu mengatakan pemeriksaan WGS dapat menjadi salah satu upaya mengendalikan penyebaran kasus COVID-19. Dia juga mengatakan subvarian Kraken memiliki kemampuan penularan yang cepat tetapi rendah kemampuan mematikan.
"Dengan demikian diharapkan tidak menyebabkan penderita sampai mengalami gejala berat. Namun demikian bukan berarti tidak perlu diwaspadai harus tetap diwaspadai dengan cara disiplin menerapkan protokol kesehatan," imbaunya.
Dia menambahkan pengendalian Kraken sama saja dengan pengendalian COVID-19 varian apapun. Salah satu upaya penanganan yang dapat dilakukan yaitu penderita perlu tetap karantina mandiri atau istirahat di rumah, memantau kondisi secara berkala, cek saturasi dan perburukan, jangan sampai sudah parah baru ke rumah sakit. Bagi yang melakukan kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi COVID-19 perlu menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, sering cuci tangan, dan menjaga jarak.
"Selain itu upaya 3T, yakni testing, tracing dan treatment juga harus dilakukan dan yang juga tidak kalah penting adalah masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan," sarannya.