Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dokter Paru Ingatkan Dampak Polusi Udara Jangka Panjang, Penyakit Jantung dan Infeksi Pernapasan

Dampak polusi udara dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke, serta infeksi pernapasan.

3 Juli 2024 | 11.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengendara melintas di ruas Tol Serpong BSD dengan kabut polusi udara di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin, 13 Mei 2024. Berdasarkan data Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kualitas udara Provinsi Banten pada, Senin sore terburuk di Indonesia dengan indeks kualitas udara tercatat 111 disusul Jawa Barat 94 dan Jawa Timur 84. ANTARA/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas udara Jakarta per 3 Juli 2024 berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.00 WIB berada pada poin 209 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 134 mikrogram per meter kubik atau 26,8 kali lebih tinggi nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bila dibandingkan sembilan wilayah lain di Indonesia, Jakarta menempati peringkat pertama terburuk. Wilayah Tangerang Selatan, Banten, tercatat berada di urutan kedua (190), diikuti Medan, Sumatera Utara (153).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke. "Bahkan partikel-partikel kecil dalam udara yang tercemar dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru," kata spesialis paru dan pernapasan Eka Hospital BSD, Astri Indah Prameswari, Rabu, 3 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dampak polusi udara lainnya bisa memperparah penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Selain itu, ia menyebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) bisa memicu sejumlah komplikasi seperti radang paru atau pneumonia hingga jantung karena terjadi gangguan pada pembuluh darah.

"ISPA adalah infeksi pada saluran pernapasan atas dan bawah. Gejalanya antara lain batuk kering atau batuk, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, nyeri kepala atau pusing, sesak napas, dan demam. Tingkat polusi udara yang tinggi bisa memicu penyakit infeksi saluran pernapasan akut. Jika dibiarkan, bisa berujung pada penyakit yang lebih parah," ujarnya.

Hidup bersih dan pakai masker
Untuk menghindari dampak buruk polusi udara adalah memakai masker untuk menutup area sekitar hidung dan mulut ketika bepergian ke luar rumah. "Ganti masker secara berkala jika sudah terlalu lembab, basah, atau kotor," katanya.

Biasakan hidup bersih dengan cara selalu mencuci tangan sehabis bepergian atau setelah beraktivitas di luar ruangan karena kuman dan bakteri mudah menempel pada tangan. "Biasakanlah membawa hand sanitizer dan aplikasikan jika sering menyentuh fasilitas umum. Segera cuci pakaian setelah aktivitas dengan mobilitas tinggi. Bersihkan rumah secara rutin, minimal dua kali sehari agar terhindar dari tumpukan debu akibat polusi," pesannya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus