Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dokter: Pasien Hipertensi Berisiko Tinggi Terkena Stroke

Dokter menjelaskan bagaimana hipertensi menyebabkan stroke iskemik dan stroke hemoragik melalui mekanisme yang berbeda. Seperti apa?

14 Desember 2019 | 05.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi stroke (Pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2016, stroke menempati peringkat ke-2 sebagai penyakit tidak menular penyebab kematian di seluruh dunia. Para tenaga kesehatan pun sering menghubungkan penyebab stroke dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter spesialis saraf Eka Harmeiwaty menjelaskan bagaimana hipertensi menyebabkan stroke iskemik dan stroke hemoragik melalui mekanisme yang berbeda. Untuk stroke iskemik, tekanan darah yang tinggi akan merusak elastisitas pembuluh darah di otak, dinding pembuluh darah menebal, dan mempermudah terbentuknya plak. Keadaan ini akan membuat lumen pembuluh darah menyempit dan tersumbat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Akibatnya otak tidak bisa mendapat suplai oksigen dan nutrisi yang akan menyebabkan kerusakan hingga kematian sel saraf di otak,” katanya.

Sedangkan stroke hemoragik didapat dari hipertensi kronis yang akan menyebabkan penipisan dinding pembuluh darah arteri yang lebih kecil, dan menyebabkan terbentuknya gelembung yang bisa pecah sewaktu-waktu.

“Darah yang keluar dari pembuluh darah akan menekan sel saraf di sekitarnya dan menyebabkan kerusakan dan pecah,” jelasnya.

Untuk mencegah stroke akibat hipertensi, memahami gejala yang muncul agar segera mendapat pertolongan pun penting. Eka mengatakan bahwa gejala yang muncul umumnya berhubungan dengan fungsi bagian otak yang terkena, namun yang paling sering ditemukan adalah kelumpuhan ekstremitas satu sisi, kesemutan, wajah mencong, dan pelo.

“Gejala stroke bisa pula berupa gangguan bahasa, gangguan memori, gangguan penglihatan, gangguan menelan, suara sengau, gangguan koordinasi, dan gangguan keseimbangan,” ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus