Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dokter Sarankan Makanan Lansia diberi MSG sebelum Vaksinasi Covid-19

Pakar gizi menyarankan ada baiknya menambahkan MSG pada makanan lansia sebelum diberi vaksin Covid-19. Ini sebabnya.

5 Maret 2021 | 16.14 WIB

Ilustrasi lansia makan sayur. Shuttterstock
Perbesar
Ilustrasi lansia makan sayur. Shuttterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli gizi yang juga anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Johanes Casay Chandrawinata, mengingatkan agar imunitas tubuh lansia ditingkatkan dengan memberikan nutrisi makanan yang sesuai sebelum diberikan vaksin COVID-19. Sejumlah faktor malnutrisi pada lansia di antaranya terjadi karena berkurangnya asupan makanan yang disebabkan oleh tidak nafsu makan atau masalah mengunyah, status mental buruk, isolasi sosial, menurunnya indera perasa dan penciuman, faktor penyakit seperti gangguan pencernaan, diare dan konstipasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Kalau lansia dikasih vaksin COVID-19 tapi ia malnutrisi maka proses pembentukan antibodinya akan berkurang. Jadi sebaiknya gizi lansia diperbaiki dulu sebelum vaksinasi agar pembentukan antibodi optimal," kata Johanes.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia memaparkan dalam beberapa penelitian, penambahan monosodium glutamat (MSG) dapat membantu meningkatkan asupan makanan pada lansia dengan memperbaiki rasa makanan dan juga merangsang fungsi lambung. Menurut studi yang dipaparkan Johanes, MSG juga bermanfaat untuk mengurangi gastritis artropik yang sering terjadi pada lansia sehingga mengganggu penyerapan zat gizi dan menurunkan nafsu makan.

"Dengan menambahkan MSG alih-alih garam dalam menu lansia maka akan memiliki sejumlah manfaat seperti memperbaiki fungsi mulut, di mana MSG membuat lansia memproduksi lebih banyak saliva yang penting untuk proses mengunyah dan menelan. Selain itu menambah ketahanan tubuh," kata dokter dari RSIA Melinda Bandung itu.

Lansia juga sering mengalami gangguan pengosongan lambung yang menyebabkan kembung berkepanjangan sehingga mengurangi rasa lapar. Bahkan bisa refluks saat ada peningkatan tekanan abdomen.

"Penambahan MSG 2-3 gram per hari sampai selama satu bulan ke dalam makanan meningkatkan asam basal dalam lambung dan memperbaiki nafsu makan," katanya. "Penambahan MSG 0,5 persen pada diet cair tinggi protein meningkatkan kecepatan pengosongan lambung."

MSG terdiri dari Natrium 12 persen, L-Glutamat bebas 78 persen, dan air 10 persen. MSG menghasilkan rasa umami secara alami ada di setiap makhluk hidup. Glutamat bebas terkandung dalam makanan seperti tomat 246 mg per 100 gram, terasi segar 1.199 mg per 100 gr, dan skalop 140 mg per 100 gr, juga pada ASI 180 mg per 100 gram, 50 persen total protein ASI itu sendiri.

Dalam jurnal Pathophysiology tahun 2017 disebutkan glutamat bebas dalam tubuh manusia dewasa berjumlah sekira 10 gram, terbanyak ada di otot (6 gram) dan di otak (2,3 gram).

"Tubuh manusia tidak membedakan glutamat alami dalam makanan dengan yang berasal dari bumbu masak. Jadi, dari sudut pandang evolusi dan nutrisi, MSG berkualitas tinggi tidak memberi efek yang aneh dalam diet manusia," kata Johanes.

Tahun 2013, Peraturan Ketua BPOM No. 023 sudah menyatakan MSG aman dikonsumsi secukupnya. Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PB IDI, dr. Daeng M. Faqih, mengingatkan agar bahan tambahan pangan yang dikonsumsi hendaklah memenuhi sejumlah syarat penting.

"Makanan-makanan itu termasuk bahan tambahan pangan, harus terjamin keamanannya, harus ada izin edar. Jadi, aturannya banyak sekali. Kalau tidak masuk itu ya sudah kita tidak boleh merekomendasikan atau menasihatkan ke pasien," kata Daeng.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus