Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Generasi baru gonore

Gonore atau kencing nanah merupakan penyakit kotor paling tinggi angka insidensinya.penyebabnya kuman gonokok. penularan bisa terjadi dari hubungan kelamin ekstra marital. indonesia salah satunya.

14 Juli 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KABAR ngeri kepada umat manusia: di seluruh dunia kini penyakit kelamin merajalela lagi. Mau tahu penyebabnya? Antara lain, ada perubahan perilaku seksual, dampak samping program KB (Keluarga Berencana), laju pertambahan penduduk yang tinggi -- terutama di negara berkembang -- maupun urbanisasi. "Tidak hanya insidensinya yang meningkat, jumlah jenis penyakitnya juga meningkat tajam," kata dr. Soedarmadi. Ahli penyakit kulit dan kelamin dari Fakultas Kedokteran UGM (Universitas Gajah Mada) itu bersama beberapa rekannya, belum lama ini, melakukan evaluasi yang cukup luas tentang penyakit kelamin. Kemudian pendapatnya itu, baru-baru ini, disampaikan dalam seminar tentang Pemilihan dan Pemakaian Antibiotika dalam Klinik, di University Club UGM, Yogyakarta. Menurut Soedarmadi, ada lima jenis penyakit kelamin klasik yang ditakuti di masa lalu. Saat ini, terdapat 25 penyakit dan sindrom, atau komplikasi yang merajalela. Penyebabnya banyak faktor. Selain mutasi kuman (atau munculnya kuman jenis baru), juga karena kemajuan teknik diagnosis dan berbagai metode baru pencatatan epidemiologik. Hingga kini, kencing nanah masih merupakan penyakit kotor yang paling tinggi angka insidensinya. Penyakit ini dikenal sebagai gonore atau peradangan saluran kencing. Tapi, gonore yang sudah dikenal sejak lama ini bahkan melakukan "deversifikasi". Kini ada kencing nanah jenis baru. Asal kumannya juga dari generasi baru. "Kencing nanah, sejak dulu, dikenal sebagai gejala uretritis atau peradangan saluran kencing," kata Soedarmadi. Kuman penyebabnya paling umum tergolong gonokok. Apabila dalam pemeriksaan tak ditemukan kuman gonokok, maka bisa dipastikan bahwa si pasien menderita UNG (uretritis non gonore). Ini merupakan salah satu PMS generasi baru. Contoh lain, meningkatnya jumlah homoseks atau gay, justru menampilkan beberapa jenis penyakit kelamin baru. Di kalangan homoseks, kuman penyakit kelamin ditemukan menyerang saluran cerna, atau masuk melalui dubur. Gangguan yang terjadi bisa berupa keluhan diare ringan. Mungkin bisa juga sakit perut akut, bahkan diare berat yang diikuti lendir, nanah, dan darah. Menurut Soedarmadi, Indonesia yang berpenduduk 165 juta, dalam catatan WHO (organisasi kesehatan sedunia) merupakan satu di antara lima negara berpenduduk terpadat, dengan kenaikan angkatan kerja sekitar dua juta per tahun. Karena sekarang sedang menggalakkan industri pariwisata, masih menurut WHO, Indonesia salah satu negara yang terancam disambar penyakit kelamin. Ini termasuk penyakit kelamin dari generasi baru. Data insidensi di Indonesia, seperti di negara berkembang lain, tak lengkap dan sulit dipercaya. Tapi WHO pernah membuat tes untuk mencari standar negara berkembang. Percobaan dilakukan di beberapa kota besar Afrika. Hasilnya menunjukkan bahwa insidensi penyakit kelamin per tahun, khususnya gonore, mencapai 3.000-10.000 per 100.000 penduduk. Dalam tiga dekade terakhir, kata Soedarmadi, penyakit kelamin merupakan penyakit infeksi yang paling nyata di banyak negara. Dan insidensinya semakin meningkat. Ini tercermin, misalnya, pada peningkatan peradangan saluran kencing. Menurut data WHO tahun 1986, kenaikan insidensi uretritis ini di Inggris tinggi sekali. Pada 1952 tercatat 10.000 kasus pada 1972 mencapai 50.000, dan tahun 1980 menjadi sekitar 80.000 kasus. Catatan terakhir menunjukkan angka itu mencapai hampir 100.000 kasus per tahun. Gonore adalah penyakit kotor yang umumnya menyebar di tempat pelacuran. Namun, kenyataannya angkanya di kalangan wanita (terutama pelacur) berbeda-beda di berbagai negara. Mungkin bergantung pada tingkat kebersihan dan kebiasaan para pelacur. Di kawasan Amerika Latin, hanya 4-31% pasien gonore adalah wanita. Sementara itu, di Asia angka itu 8,5-42%. Angka tertinggi terdapat di Benua Afrika, yaitu 20-50%. "Ini sejajar dengan angka penyakit kelamin di kota-kota Afrika, yang punya annual incidence rate sampai 3.000-10.000 setiap 100.000 penduduk," uja Soedarmadi. Di klinik Penyakit Menular Seksual RSUP Sardjito, Yogyakarta, pasien terbanyak adalah penderita pria yang datang dengan keluhan kencing nanah. Lalu disusul penderita wanita dengan keluhan keputihan. Baru kemudian disusul keluhan genital tanpa sifilis, dan yang paling sedikit adalah sifilis dini. Pengalaman klinis menunjukkan, kuman generasi baru biasanya lebih sukar diidentifikasi, sulit diobati dan dikontrol. Karena itu, sering menyebabkan komplikasi berat, dengan akibat gangguan kesehatan kronik, cacat, bahkan kematian. Soedarmadi kemudian mengutarakan bahwa penularan PMS terjadi melalui kontak seksual dengan penderita PMS. Makanya, penularan ini secara umum dikatakan didapat dari hubungan kelamin ekstra marital (bukan suami-istri), seperti berhubungan dengan pelacur, hostes, dan lainnya. Karena penularan penyakit kelamin itu terjadi lewat hubungan seksual, maka mereka yang mempunyai risiko tertinggi terjangkit adalah golongan yang aktif secara seksual. Umumnya, remaja dan dewasa muda. Yang dimaksudkan dewasa muda adalah mereka yang gejolak seksnya masih bertahan sangat hangat. "Jadi, seperti bos-bos yang berkantung tebal dan suka jajan itu juga berisiko tinggi," ujar Soedarmadi. Dengan munculnya penyakit kelamin generasi baru, menunjukkan angka kematian akibat penyakit ini terkatrol naik. Apalagi sebagian belum ditemukan obatnya. Seperti juga AIDS yang disebabkan oleh virus. Selain itu, ada pula herpes genitalis yang banyak berkaitan dengan kanker rahim, sehingga memangsa sang pemilik. Karena itu, kata Soedarmadi, upaya memahami tersebar penyakit kelamin merupakan usaha penting untuk pencegahannya. Jis dan Laporan Biro Yogya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus