Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua yang harus bekerja di rumah selama masa pandemi, diharapkan dapat benar-benar hadir untuk anak. Gunakan kesempatan #dirumahaja sebagai momentum untuk lebih dekat dengan anak, dan lebih memahami karakter serta kebutuhan anak-anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putri Indonesia 2006 yang juga salah satu Relawan Wahana Visi Indonesia (WVI), Agni Pratistha, membagikan pengalamannya mengurus anak dan mengisi waktu dengan produktif selama masa karantina di rumah. WVI adalah yayasan sosial kemanusiaan Kristen yang bekerja untuk kesejahteraan anak.
Kehadiran orang tua dapat dirasakan oleh anak diantaranya dengan menyiapkan aktivitas yang menyenangkan untuk anak, menyiapkan makanan sehat, hingga mengatur jam belajar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agni mengatakan penting bagi orang tua untuk memiliki jadwal yang realistis, tidak perlu muluk- muluk sehingga kalau tidak tercapai nanti malah bisa stres. "Misalnya, saya mau kerja antara jam 10-11, maka di waktu-waktu itu gunakan sepenuhnya untuk bekerja dengan tidak diganggu siapapun. Tetapi setelah itu, gunakan waktu sepenuhnya untuk bermain bersama anak atau mendampingi mereka belajar,” ujar ibu dari Rudra (6 tahun), Bhaga (2,5 tahun) dan Varuna (6 bulan) dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 23 April 2020.
Membuat anak-anak senang dan tidak bosan selama berada di rumah juga sangat penting. Menurut Agni, anak- anak sangat mudah dibuat merasa senang dengan hal-hal simpel. Misalnya mencari ulat di taman, atau main perosotan yang diberi air dan sabun, atau bermain rumah-rumahan di kolong meja.
Sebagai ibu, menurut Agni, penting baginya untuk menyediakan waktu untuk diri sendiri atau me time ketika anak-anak tidur. Ia misalnya, bangun lebih awal untuk bisa melakukan hal-hal yag disukainya seperti menjahit, berolahraga atau memasak. Saat pandemi ini, ia menjahit masker kain untuk anak-anak yang membutuhkan.
“Sangat terasa perbedaannya, ketika saya bangun lebih awal, saya memiliki sikap yang lebih positif untuk menjalani hari dan menghadapi anak-anak. Tidak mudah emosi dan marah-marah seperti kalau saya bangun lebih siang,” tuturnya.
Untuk itu, peran pasangan juga sangat penting. Menurut Agni, pasangan harus diajak berdiskusi mengenai apa saja pengalaman yang dilalui anak-anak, apa yang menjadi evaluasi dan harus diperbaiki. Hal ini selain akan mendorong kedekatan ikatan emosional suami-istri, juga akan membantu ketika harus menghadapi anak-anak. Antara suami dan istri harus memiliki kesepakatan terhadap apa yang akan disampaikan pada anak-anak.
“Kebetulan pas saya berhenti kerja dari pekerjaan, lalu ada momen #dirumahaja ini. Ini seperti menegaskan, bahwa saya memang harus hadir untuk anak-anak. Selama banyak di rumah, saya dan suami jadi lebih memahami anak saya seperti apa, jadi mengerti bagaimana karakternya. Waktu-waktu ini benar-benar harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” kata Agni.