Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masuknya Coronavirus disease 2019 atau Covid-19 memang membuat masyarakat kalut. Tak sedikit diantaranya yang membeli masker dan hand sanitizer sebagai bentuk pencegahan dan antisipasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski demikian, dokter sekaligus epidemiolog dari Universitas Indonesia Syahrizal Syarif tidak mengimbau keduanya. Ia menjelaskan bahwa cuci tanganlah pencegahan pertama yang wajib dilakukan oleh masyarakat. Mengapa demikian?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbicara tentang penggunaan masker, ia mengatakan bahwa masker tidak begitu efektif dalam menghentikan serangan virus corona. Lagipula, masker tidak akan digunakan setiap saat dan kemungkinan seseorang menyentuh wajah pun tinggi.
“Kalau kita tidak pakai masker dan posisinya tangan kotor lalu pegang wajah, risiko penyakit untuk menyerang Anda lebih tinggi. Jadi tidak ada gunanya pakai masker kalau tangan tidak bersih,” katanya dalam acara Press Conference bertema 'Corona? Waspada Harus, Panik Jangan!' di Jakarta pada Selasa, 3 Maret 2020.
Sedangkan tentang hand sanitizer, Syahrizal mengatakan jika ini baik untuk membersihkan tangan. Namun, hand sanitizer lebih efektif dalam membunuh bakteri dan virus tertentu. “Keefektivitasannya hanya 94-98 persen. Artinya hand sanitizer tidak bisa membunuh semua bakteri dan virus,” katanya.
Nah untuk cuci tangan dengan sabun, Syahrizal menjelaskan bahwa air dan sabun dengan kandungan alkohol 70 persen terbukti bisa mematikan seluruh bakteri dan virus. Untuk itu, ia mengimbau agar setiap orang menomorsatukan cuci tangan terlebih setelah melakukan aktivitas dengan tangan. “Contohnya habis pencet tombol lift, pegang gagang pintu, menyentuh transportasi umum, itu wajib cuci tangan,” katanya.
Foto 
