Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Hanya Satu Untuk Insulin

Penderita diabetes hanya disembuhkan dengan insulin. obat ini menghilang dari pasaran. nasib penderita akan menyedihkan. direktur pengawasan obat, jasman mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir.

24 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INSULIN hilang dari pasaran. Begitu kata berita minggu lalu. Kalau hal ini memang benar-benar terjadi, malanglah para penderita diabetes (kencing manis) yang hidupnya tergantung pada obat tersebut. Mungkin bukan mereka saja, sebab obat tersebut juga digunakan untuk penderita gangguan jiwa. Ahli penyakit jiwa menggunakannya sebagai pembangkit kesadaran, atau dalam istilah mereka dikenal sebagai Insulin Shock Therapy. Berita tersebut sebenarnya bermula dari seorang pasien yang mendengung-dengungkan lewat radio amatir tentang kesulitannya dalam mencari Insulim Dia minta bantuan siapa saja lewat pemancar radio swasta itu. Dan seperti cerita Utoyo Sukaton, Kepala Bagian Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dalam sebulan ini obat tersebut memang sulit diperoleh. "Itulah makanya kalau ada pasien yang mengeluh, saya sarankan mereka untuk menitipkan saudara maupun teman mereka yang lagi bepergian ke Singapura atau Hongkong." Di bangsal RS Cipto Mangunkusumo sendiri-terbaring beberapa penderita diabetes yang memerlukan insulin. "Tetapi untunglah rumahsakit masih punya persediaan," sambung dokter yang dikenal sebagai ahli penyakit diabetes. "Cuma," katanya pula, "kalau insulin hilang sama sekali maka nasib penderita akan menyedihkan. Apa yang akan terjadi misalnya kalau seorang penderita akan menjalani operasi?" tanyanya. Wanita Hamil Dia mengatakan bahwa dari sekian banyak penderita kencing manis, sekitar 20 sampai 30 persen memerlukan insulin. Selebihnya mereka diatasi dengan diit atau pembatasan kebiasaan makan secara ketat, latihan fisik atau dengan obst-obatan, termasuk yang mengandung Phenfonnin. Tetapi akhir-akhir ini para dokter kita di sini tak berkenan lagi menuliskan resep obat yang mengandung Phenformin. Sebab menurut literatur kedokteran luar negeri, obat ini punya pengaruh jelek terhadap jantung. Di Amerika Serikat tiap tahun 70 sampai 700 yang meninggal gara-gara akibat sampingan dari Phenformin ini. "Dia juga punya efek samping terhadap janin yang dikandung seorang wanita hamil," sela dr Utoyo Sukaton. Pemerintah Amerika Serikat telah melarang penggunaan obat tersebut sejak Juni tahun ini. Karena akibat sampingan yang ditimbulkannya itu, para dokter berhenti menuliskan nama obat itu di resep, meskipun para penderita diabetes lebih senang mempergunakannya karena dia obat yang ditelan. Tidak seperti insulin yang harus diinjeksikan. "Ada kecenderungan yang kuat sekarang ini, bahwa dunia pengobatan kembali kepada obat lama insulin," cerita Utoyo pula. Percayalah Insulin sebenarnya belum hilang dari pasaran, cuma dia hanya tersedia di apotik tertentu saja. Di seantero Jakarta orang hanya bisa menemukan obat di Apotik Senayan. Para petugas apotik yang mengangkat bahu kalau ada yang menanyakan obat tersebut, serta-merta akan menunjukkan apotik tadi. Sebab menurut mereka hanya yang satu itu sajalah yang menyimpan Insulin dalaun kamar obatnya. Sedangkan perusahaan penyalur obat-obatan Timur Laut Ltd lewat Marketing Manager-nya drs Djohan Sulaiman, seperti mau bersumpah bahwa Insulin tak pernah kosong dari tempat persediaan. "Dalam bulan ini sekitar 2000 vial (botol) tersedia dalam stock kami," bela Djohan si manajer. Dan menurut ceritanya tanggal 12 September dia sudah pula memesan obat itu kepada produsennya di Negeri Belanda. Menteri Siwabessy sendiri ketika ditanya seusai dia menemui Presiden minggu lalu, melontarkan ketidakpercayaannya bahwa Insulin hilang dari pasaran. Dia menunjukkan begitu banyak pabrik obat yang dimiliki Indonesia sekarang, begitu bertebarnya apotik dan pedagang besar farmasi. "Ada yang tak beres di Timur Laut," tukas Direktur Pengawasan Obat, Depkes, drs Djasman. Penyaluran yang kurang beres, begitulah kira-kira yang hendak dikatakannya. Ini bisa dilihat dari datangnya pula tawaran dari sementara fihak kepada para dokter di sini untuk menggunakan Insulin buatan Denmark. (Selama ini Insulin hanya datang dari Belanda). "Tapi percayalah dalam seminggu ini penyaluran Insulin sudah beres. Masyarakat, terutama yang membutuhkannya jangan khawatir," janjinya menghibur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus