Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Baru saja kita merayakan Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember 2019. Peringatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit HIV/AIDS. Di Indonesia sendiri pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS masih terbatas. Padahal menurut data, hampir 650 juta penduduk Tanah Air mengidap penyakit ini. “Jakarta masih dilaporkan terbanyak jumlah HIV di Indonesia,” kata praktisi dan ahli kesehatan Ari Fahrian Syam dalam pesan singkat yang diterima Tempo.co pada 1 Desember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai bentuk edukasi, Ari pun menjelaskan bahwa virus HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Akibatnya, pasien yang terinfeksi oleh kuman HIV ini akan mengalami berbagai infeksi oportunistik yang bisa mematikan penderitanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Umur pasien yang mengidap penyakit ini juga bervariasi dari 25-65 tahun. Berbagai pekerjaan pun memiliki risiko yang sama untuk mengidap HIV/AIDS. “Jadi boleh dibilang bahwa HIV, dapat diderita oleh siapa saja dan dari semua kalangan,” katanya.
Beberapa gejala pun bisa diwaspadai jika seseorang mengidap HIV/AIDS. Ari mengatakan bahwa salah satu tanda orang terkena HIV berupa diare kronis (telah berlangsung lebih dari dua minggu), berat badan yang menurun. Tanda lain bisa berupa adanya jamur pada kerongkongan (esofagus), lidah yang putih akibat jamur, mengidap TBC hingga kejang-kejang.
Seks bebas juga merupakan faktor risiko utama bagaimana virus HIV/AIDS berpindah dari satu orang ke orang lain. Meski demikian, tak menutup kemungkinan jika ibu penderita HIV menularkan kepada anak-anak yang dilahirkan. Begitu pula dengan penggunaan jarum suntik dan narkoba bergantian yang bisa meningkatkan risiko.
Dengan wawasan ini, Ari pun berharap deteksi dini HIV/AIDS bisa dilakukan. Sebab, semakin cepat dideteksi dan diobati, maka semakin rendah pula angka kesembuhan dan penularannya ke orang lain. “Sehingga kasus ini bisa dicegah dan angka kejadiannya bisa ditekan,” katanya.