Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kanker kolorektal atau rektum bermula di usus besar, tepatnya rektum yang terletak di ujung saluran pencernaan dengan gejalanya ditandai salah satunya perut kembung yang berlanjut. Kondisi itu terjadi ketika sel-sel di rektum bermutasi dan tumbuh di luar kendali.
Kondisi ini muncul dari gumpalan kecil jinak bernama polip yang terbentuk di dinding bagian dalam rektum dan berkembang menjadi tumor ganas.
Baca : Wanita Lebih Sering Mengalami Kembung, Simak 3 Cara Mencegahnya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun belum diketahui secara pasti penyebab khusus perkembangan kanker kolorektal, namun kebiasaan gaya hidup yang buruk dapat berpengaruhi. Vinay Samuel Gaikwad, ahli onkologi dari Rumah Sakit CK Birla menjelaskan bahwa faktor risiko utama berkembangnya kanker rektum adalah kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, obesitas, diabetes, dan gaya hidup tidak sehat secara umum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Orang yang menjalani gaya hidup yang kurang gerak, seperti terlalu lama duduk, tidak olahraga secara teratur, serta kelebihan berat badan dapat berisiko lebih tinggi terkena kanker rektum," jelasnya seperti dikutip dari Times of India.
Gejala kanker Rektum
Seseorang yang menderita kanker rektum dapat menunjukkan gejala seperti:
- Kelelahan dan penurunan berat badan: Sel-sel kanker menghabiskan energi tubuh yang membuat pengidapnya menjadi sangat lemah. Saat tubuh mencoba untuk menyembuhkan kerusakan yang terjadi, kelelahan dapat dialami. Kelelahan juga dapat terjadi akibat sejumlah efek buruk beberapa faktor seperti anemia, mual, muntah, ketidaknyamanan, sulit tidur, dan perubahan suasana hati.
- Ketidaknyamanan yang terus-menerus di perut: Perut kembung dan kram sering menjadi masalah pencernaan yang dapat merupakan gejala umum. Gejala kanker rektum meliputi perut kembung, kram, atau nyeri pada area usus. Ini adalah masalah umum yang juga dapat disebabkan oleh beberapa penyakit seperti gangguan pencernaan akibat konsumsi makanan tertentu, penyakit Crohn, atau kolitis ulserativa.
- Tinja berdarah: Darah pada tinja bisa jadi indikasi pendarahan rektum atau usus besar yang bisa menjadi tanda kanker rektum. Wasir juga dapat menyebabkan pendarahan dubur.
Menurut Dr. Gaikwad, ukuran dan lokasi gejala kanker rektum bervariasi. Pada tahap awal, pasien mungkin tidak mengalami gejala apa pun.
“Risiko kanker dubur dapat diminimalkan dan dideteksi sejak dini dengan pemeriksaan pada usia yang tepat. Ini juga dapat dicegah dengan peningkatan gaya hidup seperti berolahraga setiap hari, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan melakukan diet yang tepat dengan asupan yang tinggi serat dan sayuran," paparnya.
Risiko terkena kanker dubur, sebut Dr. Gaikwad, dapat meningkat karena faktor risiko berikut:
- Mengkonsumsi banyak daging olahan, dibakar, atau merah
- Kurangnya aktivitas, mengalami obesitas, terutama kelebihan lemak perut
- Kebiasaan merokok, penelitian menunjukkan bahwa perokok 30-40 persen lebih berpeluang meninggal karena kanker rektum
- Terlalu banyak minum alkohol
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Penyebab Makanan Sehat Bikin Perut Kembung
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.