Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Heboh Mikroplastik Dalam Botol Air Kemasan, Kanker Mengancam

Riset terbaru menunjukkan sejumlah merek air minum dalam botol di seluruh dunia rata-rata tercemar mikroplastik.

15 Maret 2018 | 16.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mikroplastik, kini ramai diperbincangkan. Hasil riset terbaru dari State University of New York at Fredonia menunjukkan sejumlah merek air minum dalam botol di seluruh dunia rata-rata tercemar mikroplastik. Partikel yang ditemukan dalam air kemasan itu rata-rata berukuran 6,5 mikrometer, yang setara dengan ukuran sel darah merah. Ada juga yang berukuran 100 mikrometer atau seukuran diameter rambut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ahli toksikologi dari Universitas Indonesia, Budiawan, mengatakan mikroplastik atau partikel yang berukuran sama atau lebih kecil dari sel manusia dapat diserap dan masuk aliran darah. Selain itu, akumulasi mikroplastik dalam tubuh dapat mengganggu kerja organ vital, seperti ginjal dan hati. "Akumulasi terjadi kalau tubuh tidak mengeluarkan partikel asing secara alami lewat ekskresi," kata Budiawan kepada Tempo, Selasa lalu, di kantornya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Budiawan menyatakan hal itu menanggapi temuan penelitian berskala global bekerja sama dengan Orb Media Network yang dipublikasikan serentak pada hari ini. Untuk mengkonfirmasi temuan tersebut, Tempo melakukan penelitian mandiri bekerja sama dengan laboratorium kimia Universitas Indonesia. Hasilnya tak jauh berbeda.

Baca juga: 
Waspada Main Gadget di Toilet, Wasir Mengintai
Laser Bisa Remajakan Organ Intim Wanita? Simak Cara Kerjanya

Ahli nutrisi, Tan Shot Yen, pemilik klinik kesehatan di Tangerang, mengatakan potensi bahaya semakin nyata terhadap tubuh. Sebab, semakin kecil partikel mikroplastik, semakin mudah dan semakin ba-nyak diserap sel. Menurut Tan, penelitian menyeluruh tentang dampak mikroplastik bagi manusia memang masih minim.

Namun dia merujuk salah satu penelitian dari Pusat Informasi Bioteknologi Nasional Amerika Serikat tentang dampak partikel itu terhadap plankton di perairan bebas yang telah tercemar. "Dampak terberatnya adalah gangguan pertumbuhan dan reproduksi. Tentu saja, jika mencetuskan radikal bebas, risiko kanker tidak bisa ditepis," katanya.

Baca: Siklus Menstruasi : Simak Makna Warna Darah yang Keluar

Mikroplastik adalah pecahan terkecil sampah plastik buangan manusia. Karena sifatnya yang tak bisa terurai, limbah ini akan terus terpecah menjadi bagian-bagian kecil. Penelitian ini tidak mampu mengungkap sumber mikroplastik, apakah dari sumber mata air ataukah saat proses pengemasan air minum ke dalam botol.

GADI MAKITAN | INDRI MAULIDAR | KORAN TEMPO

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus