Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Hubungan Gaya Busana Bohemian dan Budaya Hippie

Tampilan busana bohemian cenderung mengesankan unsur yang rumit, tapi memikat

10 Juli 2022 | 20.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung NYFW, Samantha Susson, menunjukkan gaya busananya di Lincoln Center dalam Pekan Mode di New York, 12 Februari 2015. Ia mengenakan desain dari koleksi barunya yang bergaya boho-hippie. AP/John Minchillo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gaya busana bohemian berhubungan dengan budaya hippie. Mengutip Britannica, busana budaya hippie terkait tahun 1960-an. Gaya bohemian tersusun dari beberapa elemen, yaitu kain bertema unsur alam, pola retro, netral, dan nuansa hangat. Tampilan busana bohemian cenderung mengesankan unsur yang rumit, tapi memikat. Gaya bohemian dikenal juga dengan nama boho chic atau boho.

Gaya bohemian bukan hanya sekadar tren mode semata. Bohemian juga merupakan alternatif dari cara berpakaian tradisional yang lebih bebas, dan sikap sosial terhadap sesuatu. Bohemian juga istilah yang merujuk rasa gaya eksotis karena dihubungkan dengan seniman, penulis, dan intelektual eksentrik pada 200 tahun silam.

Asal-usul penamaan bohemian

Penamaan bohemian pertama kali pada akhir abad ke-18, selama Revolusi Prancis. Saat itu, iklim sosial dan ekonomi para seniman, penulis, dan kreatif sama-sama berada dalam keterpurukan. Akibatnya, mereka mulai mengenakan pakaian yang sudah bekas dan usang. 

Pada waktu itu, ada anggapan umum mereka yang terpuruk secara ekonomi berpakaian layaknya gipsi nomaden yang berasal dari Balkan, Eropa Timur, tepatnya di wilayah yang disebut Bohemia. Bohemian menjadi sinonim dengan budaya yang terkait kreativitas, ekspresi artistik, dan mengabaikan konstruksi sosial dan estetika arus utama.

Mengutip buku The Mirror and the Lamp: Romantic Theory and the Critical Tradition, pertengahan abad ke-19, kaum Romantis (intelektual yang diidentikkan dengan seni Romantis) memiliki hubungan dengan kaum bohemian Prancis. Kelompok itu mulai menggabungkan pakaian yang terinspirasi oriental, kental elemen abad pertengahan, berwarna-warni dalam penampilan, aksesori dan rambut yang terinspirasi gipsi, dan mantel tua.

Seiring perkembangan waktu, gaya kaum bohemian mengalami kemajuan yang signifikan. Hal itu membuat mereka menjadi bagian dalam gerakan estetika. Para pengikut gerakan estetika menganut gaya hidup dan pakaian baru yang longgar, sulaman tangan, dan desain abad pertengahan. 

Pada awal abad 20, desainer mulai membawa gaya bohemian ke tingkatan lain. Para desainer itu di antara lainbn Paul Poiret dan William Morris.

Budaya hippie

Pada 1960-an, gerakan bohemian mengubah definisi mode dengan makna baru. Makna baru itu berhubungan dengan penolakan gaya konvensional yang dilakukan kaum hippie. Mereka menolak segala sesuatu dari nilai arus utama sampai materialisme, institusi hingga konstruksi sosial mapan.

Pilihan mode kaum hippie bertentangan dengan busana yang memiliki siluet ramping, halus, dan berkelas dari dekade sebelumnya. Inilah yang membuat pemaknaan busana hippie dengan gaya bohemian terkait dan mendapat kebangkitan modern.

Baca: Asal-usul Busana Crop Top

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus