Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ekstrak Brokoli Cegah Kanker Kulit
Ini kabar gembira bagi para pencinta pantai. Menurut riset terbaru yang dipublikasikan jurnal Proceeding of the National Academy of Sciences, pucuk-pucuk brokoli dapat mencegah kanker kulit bila dioleskan pada kulit. Itu karena brokoli mengandung sulphoraphane, yang mampu mengaktifkan enzim antikanker dalam sel-sel tubuh manusia.
Peneliti dari John Hopkins University, Maryland, Amerika Serikat, mengoleskan tabir surya yang berasal dari ekstrak brokoli pada kulit tujuh orang sukarelawan selama tiga hari. Lalu mereka diberi sinar ultraviolet dosis tinggi. Hasilnya, 37 persen lebih kulit yang pernah diolesi ekstrak brokoli tidak terbakar atau kemerahan. Kulit terbakar dan kemerahan adalah tanda kerusakan kulit yang bisa menjadi kanker kulit.
”Cairan tabir surya tidak melindungi kulit dari radiasi ultraviolet, hanya mencegah kulit terbakar atau kemerahan,” kata Paul Talalay, pemimpin penelitian, seperti dikutip VOA, Selasa pekan lalu. Tapi jangan sampai orang lalu membuat sup brokoli dan melumurkannya ke sekujur kulit. ”Ini tidak akan berhasil,” kata Talalay.
Jadi tantangannya adalah membuat produk sunscreen dari ekstrak brokoli. Ini sulit dikonkretkan karena lotion tabir surya ekstrak brokoli akan tetap berwarna hijau, termasuk setelah dibalurkan pada kulit.
Panik Penyebab Tunggal Serangan Jantung
Cepat panik tentu tidak baik. Sebuah penelitian terbaru Women’s Health Initiative Observational Study menguatkan anggapan ini. Menurut hasil penelitian itu, panik merupakan penyebab tunggal serangan jantung. Dan kelompok yang paling berisiko terkena adalah kaum perempuan pasca-menopause. ”Karena pada wanita menopause kemungkinan sudah ada plak pada pembuluh koroner jantung,” kata dokter spesialis penyakit jantung dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Achmad Fauzi Yahya. Plak yang dimaksud adalah timbunan zat berlemak pada lapisan dalam dinding pembuluh arteri.
Ini sejalan dengan pendapat dokter Jordan W. Smoller dari Harvard Medical School dan Massachusetts General Hospital di Boston, Amerika Serikat. ”Dari segi klinis, perempuan memang perlu pengawasan lebih terhadap semua segi risiko jantung,” katanya kepada Medscape Psychiatry, Senin pekan lalu.
Panik atau reaksi emosional yang berlebihan akan membebani jantung dan seketika dapat menghentikan kerja organ tersebut. Fauzi menunjuk sebuah penelitian saat terjadi gempa bumi Northridge di California, AS, pada 1994. Kematian mendadak akibat jantung berhenti itu naik empat kali lipat dan 40 persennya dipicu stres emosional. ”Karena itu, jangan panik, dan jagalah keseimbangan fisik dan mental. Terapi spiritual juga banyak membantu,” ujar dokter lulusan Universitas Airlangga, Surabaya, itu.
Tidur Benar Menyehatkan Jiwa
Sekali lagi tentang tidur. Sudah banyak penelitian yang mengaitkan kurang tidur dengan munculnya berbagai gangguan tubuh, dari melemahnya kekebalan tubuh hingga berkurangnya kontrol terhadap berat badan—orang mudah gemuk atau sebaliknya. Bahkan, menurut psikolog Matthew Walker dari University of California, Berkeley, ”Hampir semua gangguan kejiwaan berkaitan dengan masalah tidur.”
Menurut Walker, sulit tidur akan memicu gangguan psikologis. Walker dan tim peneliti dari Harvard Medical School sampai pada kesimpulan ini setelah meneliti 26 mahasiswa sehat jasmani-rohani berusia 24-31 tahun. Sebanyak 14 sukarelawan dibuat tidak tidur sama sekali selama 35 jam, sedangkan sisanya dibiarkan tidur normal.
Hasilnya lalu dipublikasikan di jurnal Current Biology akhir Oktober ini. Kelompok yang tidak tidur sama sekali lebih mudah mengalami gangguan emosional. Ini dibuktikan dengan penayangan gambar-gambar mengerikan kepada responden sembari otak mereka dipindai dengan functional magnetic resonance imaging (fMRI). Terdapat aktivitas berlebih—lima kali lebih intens dibanding keadaan normal—pada amygdala, bagian otak tengah yang mengatur emosi manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo