Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pijat merupakan cara menyenangkan yang dipilih orang untuk relaksasi, menghilangkan rasa lelah, pegal-pegal, dan stres sehingga diklaim baik buat fisik dan mental. Akan tetapi, jangan sembarang dipijat. Lebih baik pahami dulu apa sebenarnya tujuan kita dipijat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir laman askdrmanny, ada beberapa macam terapi pijat dan masing-masing bisa membantu mengatasi masalah yang berbeda. Pijat dapat digunakan sebagai terapi untuk:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
*Relaksasi
*Mengatasi cedera
*Pengobatan untuk penyakit yang sudah berlangsung lama
*Melawan stres dan kegelisahan
*Memperbaiki sirkulasi darah
*Masalah tidur
Meski manfaat pijat sudah diketahui banyak orang, tak ada salahnya bila kita juga mengatahui sisi negatifnya. Karena itu, ada baiknya untuk meminta saran medis dulu sebelum memutuskan memilih jenis pijat.
Kadang pijat juga terasa menyakitkan, biasanya di bagian tubuh tertentu. Pijat olahraga dan jaringan dalam, misalnya, membutuhkan tenaga yang lebih besar karena dirancang untuk mencapai sasaran tertentu.
Pijat jaringan dalam bertujuan untuk memperbaiki jaringan di bawah kulit agar berfungsi lebih baik. Pijat olahraga bertujuan untuk membuang racun, memperbaiki fleksibilitas persendian, dan mengurangi risiko cedera saat latihan.
Buat mereka yang rentan mengalami penggumpalan darah, kedua jenis pijat ini akan terasa sangat menyakitkan dan bisa mengakibatkan masalah serius. Pasalnya, dengan merangsang serat-serat terdalam di otot dan jaringan penghubung, gumpalan darah bisa saja pecah sehingga dampaknya sangat serius.
Lalu, seberapa sering kita boleh dipijat? Jawabannya bervariasi, misalnya kenapa kita harus pijat, apa saran dokter, serta keuangan dan waktu yang kita punya. Jika kita pijat hanya dengan maksud hanya untuk rekreasi dan relaksasi, sebulan sekali sudah cukup.
Bila dipijat dengan alasan olahraga dan kebugaran, bisa dilakukan sekali seminggu sampai sekali sebulan. Tapi bila kita sedang dalam proses penyembuhan cedera tertentu, frekuensi pijat harus sesuai saran dokter.
Untuk masalah kesehatan jangka panjang, frekuensi biasanya lebih sering di awal terapi dan semakin jarang bila kondisi sudah membaik. Bila kita berniat untuk sering dipijat, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter agar tidak berdampak negatif dan justru membahayakan kesehatan.