Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Telur merupakan salah satu makanan yang sering dianggap sebagai sumber protein dan nutrisi penting. Namun beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan keterkaitan antara konsumsi telur dengan diabetes dan risiko beberapa jenis kanker tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Nutrition Facts, telur yang didadar dapat menyebabkan kanker karena menimbulkan bahan kimia karsinogenik akibat digoreng pada suhu tinggi. Konsumsi telur goreng dapat meningkatkan risiko kanker seperti kanker kandung kemih, payudara, ovarium, dan prostat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini karena telur mengandung kolin tinggi, yang dapat berubah menjadi trimetilamina (TMA) dan kemudian menjadi Trimetilamina N-oksida (TMAO) dalam tubuh. TMAO dapat memicu peradangan dan berkontribusi pada perkembangan kanker.
Selain kanker, telur juga dapat meningkatkan risiko diabetes sebesar 60 persen. Dilansir dari Physicians Committee, para peneliti membandingkan konsumsi telur dengan kadar glukosa darah pada lebih dari 8.000 peserta dari Survei Kesehatan dan Gizi Tiongkok.
Mereka yang terbiasa mengonsumsi telur paling banyak meningkatkan risiko terkena diabetes jika dibandingkan dengan peserta yang mengonsumsi lebih sedikit telur. Peserta yang makan telur paling banyak juga kurang aktif secara fisik karena mengonsumsi lebih banyak lemak dan protein hewani, serta memiliki kadar kolesterol serum lebih tinggi.
Kemungkinan mekanisme peningkatan risiko ini termasuk oksidasi dan peradangan akibat kolin yang ditemukan dalam kuning telur dan terhambatnya penyerapan karbohidrat dari bahan kimia yang ditemukan dalam putih telur.
Para penulis berpendapat bahwa peningkatan konsumsi telur berhubungan dengan meningkatnya keterjangkauan telur di Tiongkok dan pergeseran keseluruhan menuju pola makan kebarat-baratan yang rendah sayur-sayuran dan tinggi daging serta makanan tinggi lemak.
Hasil ini mendukung temuan serupa pada kelompok peserta lain di Tiongkok serta populasi di Amerika Serikat. Sebuah penelitian menemukan peningkatan risiko diabetes dan kolesterol tinggi di kalangan wanita Tiongkok. Sementara penelitian yang diterbitkan di Circulation menemukan hubungan antara konsumsi telur yang lebih tinggi dan prevalensi diabetes melitus dan hipertensi.
Para penulis mencatat hasil meta-analisis terbaru dan data dari Physicians Health Study dan Women's Health Study menunjukkan peningkatan risiko diabetes hingga 77 persen dengan mengonsumsi tujuh telur atau lebih per minggu.